Chapter 39. Surah Az Zumar [verse 53]. Arti dari Q.S az-Zumar/39:53 . Al-Quran Surat Az-Zumar ayat 53 (39:53) مِنْ dari, daripada, di antara, termasuk, di 877 2763 47. اللّٰهِ Allah 718 2153 11. الَّذِيْنَ orang-orang yang 696 810 11. لَا tidak ada, tidak, jangan, tidak akan, janganlah, tidak dapat 591 812 12.
QuranWebadalah Al-Quran online yang ringan dan cepat dengan terjemahan dan tafsir Bahasa Indonesia. Dapat diakses dari perangkat mobile dan komputer desktop. Daftar Surah dalam Al-Quran 114 Surah. X. Terjemahan Mode Malam. Daftar Surah. Terakhir Dibaca Belum Ada. Click pada simbol untuk menandai. ص 88 Ayat 38; Az-Zumar - الزمر 75
Nah salah satu cara belajar membaca Al-Quran adalah dengan mempelajari ilmu tajwid ini. Baiklah, kita langsung saja simak uraian hukum tajwid di Surat Az-Zumar ayat 39 berikut ini. 1. Mad asli atau mad thabi’i karena huruf ya berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid.
TafsirSurat An Nur Ayat 2 ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir. Harapannya, agar ringkas dan mudah dipahami. Kami memaparkannya menjadi beberapa poin dimulai dari redaksi ayat dan artinya. Kemudian diikuti dengan tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas.
Disurah lain, Az-Zumar ayat 5, Allah Berfirman : Az-Zumar [39] Ayat 5 Khalaqa A s- Sam aw a ti Wa A l-'Arda Bil-Ha q qi YUKAWWIRU A l-Layla `Ala A n-Nah a r i Wa YUKAWWIRU A n-Nah a ra `Ala A l-Layli Wa Sakhkhara A sh-Shamsa Wa A l-Qamara Kullu n Ya j r i Li'jali n Musa mm aan ‘Ala Huwa A l-`Az i zu A l-Ghaff a ru
QS39:58 Quran Surat Az Zumar Ayat 58 terjemah bahasa indonesia oleh kementrian agama republik indonesia (Kemenag) atau departemen agama (Depag) Muhammad Quraish Shihab, tafsir jalalain (Jalal ad-Din al-Mahalli dan Jalal ad-Din as-Suyuti. disertai juga dengan terjemahan bahasa malaysia oleh Abdullah Muhammad Basmeih. Az Zumar dalam
. ۞ قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ الزمر ٥٣Pada ayat yang lalu digambarkan betapa buruknya sanksi yang diperoleh orang-orang yang durhaka. Segala apa yang sudah mere-ka peroleh di dunia tidak memberi manfaat sedikit pun untuk kese-lamatan mereka. Ayat-ayat berikut menggambarkan betapa Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Pengampun bagi hamba-hamba-Nya. Katakanlah, wahai Nabi Muhammad, “Wahai hamba-hamba-Ku, yang telah berbuat melampaui batas terhadap diri mereka sendiri karena banyak melakukan kedurhakaan! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya selama yang berdosa itu bertobat dan kembali ke jalan yang lurus. Sungguh, Dialah Zat Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."Pada ayat ini, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar menyampaikan kepada umatnya bahwa Allah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang dan sangat luas rahmat dan kasih sayang-Nya terhadap hamba-Nya yang beriman, akan mengampuni segala dosa yang telah terlanjur mereka kerjakan seperti meninggalkan perintah-Nya atau mengerjakan larangan-Nya apabila benar-benar tobat dari kesalahan mereka. Banyak orang yang menyangka bahwa karena dosanya telah bertumpuk-tumpuk, tidak akan diampuni Allah lagi. Jadilah ia seorang yang berputus asa terhadap ampunan, rahmat, dan kasih sayang-Nya. Dunia sudah menjadi gelap menurut pandangannya karena selama ini dia tidak mengindahkan ajaran-ajaran agamanya dan selalu membelakangi petunjuk-petunjuk yang terdapat di dalamnya. Hatinya sudah penuh diliputi kekotoran dan kedurhakaan, tak tampak lagi olehnya jalan kebenaran dan kebaikan yang akan ditempuhnya. Dia telah dibingungkan oleh rasa putus asa dan tak ada harapan yang tampak olehnya untuk kembali dari kesesatan dan kemaksiatan yang selalu diperbuatnya. Tetapi Allah, meskipun besar dosa hamba-Nya, Dia tetap mengasihi dan menyantuninya dan melarangnya berputus asa terhadap rahmat dan kasih sayang-Nya, Dia tetap memandangnya sebagai hamba-Nya yang berhak menerima kasih sayang-Nya itu apabila ia telah menginsyafi kesalahannya dan memohon ampun kepada-Nya. Jangankan untuk orang-orang yang beriman, untuk orang-orang musyrik pun masih terbuka pintu tobat apabila mereka masuk Islam dan beriman kepada Allah dan oleh Imam al-Bukhari dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas bahwa banyak di antara orang-orang musyrik yang telah banyak melakukan pembunuhan dan sering berzina datang kepada Nabi Muhammad. Mereka berkata kepadanya, "Sesungguhnya apa yang engkau serukan kepada kami adalah baik. Dapatkah engkau terangkan kepada kami bahwa yang kami kerjakan dahulu itu akan diampuni-Nya."Nabi menjawab dengan membacakan firman AllahDan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina; dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat, yakni akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. al-Furqan/25 68-70Dalam hadis Nabi saw juga dijelaskanDiriwayatkan dari 'Amr bin 'Anbasah bahwa telah datang menemui Nabi saw seorang yang telah tua bangka bertelekan di atas tongkatnya dan berkata kepada beliau, "Hai Rasulullah, saya banyak mengerjakan kesalahan dan maksiat. Apakah mungkin kesalahan itu diampuni?" Nabi saw menjawab, "Apakah engkau telah mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah?" Orang tua itu menjawab, "Benar, bahkan aku mengakui bahwa engkau utusan Allah." Rasulullah saw menegaskan, Allah mengampuni semua kesalahan dan maksiat yang telah engkau lakukan itu." Riwayat tersebut menegaskan bahwa Allah mengampuni semua kesalahan bagaimanapun besar dan banyaknya, bila seseorang itu benar-benar bertobat dengan setulus hati, berikrar tidak akan kembali melakukan kesalahan, dan akan tetap melakukan amal saleh. Hamba Allah tidak boleh berputus asa terhadap ampunan, rahmat, dan kasih sayang-Nya, karena pintu rahmat-Nya terbuka seluas-luasnya bagi orang yang bertobat, sebagai ditegaskan dalam firman-NyaDan barang siapa berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan kepada Allah, niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. an-Nisa'/4 110Setelah melarang hamba-Nya berputus asa terhadap rahmat dan kasih sayang-Nya, Allah mendorong hamba-Nya agar segera meminta ampun dan bertobat kepada-Nya atas segala ketelanjuran dan kesalahan yang telah dilakukan. Allah juga menegaskan bahwa Dia mengampuni segala dosa kecuali dosa syirik sebagai tersebut dalam firman-NyaSesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa karena mempersekutukan-Nya syirik, dan Dia mengampuni apa dosa yang selain syirik itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar. an-Nisa'/4 48Memang besar dan luas rahmat Allah terhadap hamba-Nya. Hamba yang telah mendurhakai karena mengabaikan perintah-Nya, melanggar hukum-hukum yang telah ditetapkan-Nya, dan bergelimang dalam dosa dan maksiat, masih saja dipanggil sebagai hamba-Nya dan dinasihati supaya jangan berputus asa terhadap ampunan dan rahmat-Nya. Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dapat dibaca Laa Taqnithuu atau Laa Taqnathuu; sebagian ahli qiraat ada yang membacanya Laa Taqnuthuu; artinya janganlah kalian putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya bagi orang yang bertobat dari kemusyrikan. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.Ayat-ayat ini merupakan seruan kepada segenap para pendurhaka dari kalangan orang-orang kafir dan lain-lainnya agar bertobat dan kembali kepada-Nya. Juga sebagai pemberitahuan bahwa Allah Swt. mengampuni semua dosa bagi orang yang mau bertobat kepada-Nya dan meninggalkan perbuatan-perbuatan dosanya, betapapun banyaknya dosa yang telah dilakukannya dan sekalipun banyaknya seperti buih laut. Tidak benar menakwilkan ayat ini untuk pengertian selain tobat, karena dosa syirik tidak mendapatkan ampunan selama pelakunya tidak bertobat dari Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Yusuf, bahwa Ibnu Juraij pernah menceritakan kepada mereka bahwa Ya'la pernah mengatakan, "Sesungguhnya Sa'id ibnu Jubair pernah bercerita kepadanya dari Ibnu Abbas bahwa pernah ada segolongan orang dari kalangan kaum musyrik yang banyak membunuh dan banyak berbuat zina, lalu mereka mendatangi Nabi Saw. dan berkata, 'Sesungguhnya yang engkau katakan maksudnya Al-Qur'an dan yang engkau serukan itu benar-benar baik, sekiranya engkau menceritakan kepada kami bahwa apa yang telah kami perbuat ada kifaratnya penghapus dosanya." Maka turunlah firman-Nya Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina; barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat pembalasan dosa nya. Al-Furqan 68 Lalu turun pula firman-Nya Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” Az-Zumar 53Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Abu Daud, dan Imam Nasai melalui hadis Ibnu Juraij, dari Ya'la ibnu Muslim Al-Makki, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas Makna yang dimaksud oleh ayat pertama dijelaskan oleh firman-Nyakecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan mengerjakan amal saleh. Al-Furqan 70, hingga akhir Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Abu Qabil yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Abdur Rahman Al-Muzani mengatakan bahwa ia pernah mendengar Sauban maula Rasulullah Saw. mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda Aku tidak suka bila diberikan kepadaku dunia dan seisinya sebagai ganti dari ayat ini, yaitu "Katakanlah, 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, 'hingga akhir ayat.” Lalu ada seorang lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, lalu bagaimanakah dengan orang yang musyrik?" Rasulullah Saw. diam, lalu bersabda, "Ingatlah, dan juga terhadap orang yang musyrik," sebanyak tiga ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid tunggal.Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syuraih ibnun Nu'man, telah menceritakan kepada kami Nuh ibnu Qais, dari Asy'as ibnu Jabir Al-Haddani, dari Mak-hul, dari Amr ibnu Anbasah yang telah menceritakan bahwa pernah ada seorang lelaki tua datang menghadap kepada Nabi Saw. dengan bertelekan pada tongkatnya, lalu lelaki itu bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku pernah melakukan banyak perbuatan khianat dan durhaka, maka apakah diriku ini masih dapat diampuni?" Nabi Saw. balik bertanya, "Bukankah engkau telah bersaksi bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah melainkan Allah?" Lelaki itu menjawab, "Benar, dan aku bersaksi pula bahwa engkau adalah utusan Allah." Maka Rasulullah Saw. bersabda Semua perbuatan khianat dan durhakamu telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara tunggal. Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Sabit, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Asma binti Yazid radiyallahu anha mengatakan bahwa aku pernah mendengar Rasulullah Saw. membaca firman-Nya Sesungguhnya perbuatannya perbuatan yang tidak baik. Hud 46. Dan aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.” Az-Zumar 53 tanpa peduli betapa pun banyaknya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Az-Zumar 53Imam Abu Daud dan Imam Turmuzi meriwayatkan hadis ini melalui Sabit dengan sanad yang sama. Semua hadis di atas menunjukkan bahwa makna yang dimaksud ialah bahwa Allah mengampuni semua dosa tersebut bila disertai dengan tobat. Dan seorang hamba tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah, bagaimanapun besarnya dosa-dosanya, karena sesungguhnya pintu rahmat dan pintu tobat itu luas. Allah Swt. telah berfirmanTidakkah mereka mengetahui bahwa Allah menerima tobat dari hamba-hamba-Nya. At-Taubah 104Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. An-Nisa 110Dan Allah Swt. berfirman berkenaan dengan orang-orang munafikSesungguhnya orang-orang munafik itu ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang tobat dan mengadakan perbaikan. An-Nisa 145-146Dan firman Allah Swt.Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan, "Bahwa Allah salah satu dari yang tiga, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Tuhan Yang Maha Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. Al-Maidah 73Kemudian Allah Swt. berfirmanMaka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al-Maidah 74Dan Allah Swt. berfirmanSesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertobat. Al-Buruj 10Al-Hasan Al-Basri rahimahullah telah mengatakan bahwa perhatikanlah kemuliaan dan kedermawanan ini, mereka telah membunuh kekasih-kekasih-Nya, tetapi Dia menyeru mereka untuk bertobat dan memohon ampun kepada-Nya; ayat-ayat yang semakna cukup dalam kitab Sahihain dari Abu Sa'id dari Rasulullah Saw. disebutkan sebuah hadis yang mengisahkan tentang seseorang yang telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa. Lalu ia menyesali perbuatannya dan bertanya kepada seorang ahli ibadah dari kalangan Bani Israil, "Apakah masih ada pintu tobat bagiku?" Si ahli ibadah itu menjawab, "Tidak ada," maka si ahli ibadah itu dibunuhnya hingga genaplah jumlah orang yang dibunuhnya menjadi seratus orang. Kemudian orang tersebut bertanya kepada seorang ulama di antara ulama mereka yang terkenal, bahwa apakah masih ada tobat baginya. Ulama itu balik bertanya, "Lalu siapakah yang menghalang-halangi antara kamu dan tobat?"Kemudian ulama itu memerintahkannya untuk pergi ke kota lain untuk beribadah kepada Allah di dalamnya, lalu lelaki itu pergi menuju ke kota yang dimaksud, tetapi di tengah jalan maut merenggut nyawanya. Maka bertengkarlah malaikat rahmat dan malaikat azab tentang lelaki itu siapakah di antara keduanya yang berhak mengambilnya.Maka Allah memerintahkan kepada mereka agar mengukur jarak di antara kedua kota tersebut kota tempat si lelaki dan kota yang ditujunya. Mana yang lebih dekat kepada jenazah si lelaki itu, maka dialah yang lebih berhak untuk mengambilnya. Setelah diukur, ternyata mereka menjumpainya lebih dekat ke kota yang ditujunya, tempat ia akan berhijrah, bedanya hanya satu jengkal. Lalu roh lelaki itu diambil oleh malaikat bahwa lelaki itu pada saat matinya menggulirkan tubuhnya menjauh dari negeri yang baik, maka Allah memerintahkan kepada negeri yang baik agar mendekat dan memerintahkan kepada negeri yang jahat tempat asal lelaki itu agar menjauh. Demikianlah kesimpulan dari makna hadis, dan kami telah menulisnya di tempat lain dengan ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.” Az-Zumar 53, hingga akhir ayat. Sesungguhnya Allah Swt. telah menyerukan untuk memohon ampunan dari-Nya terhadap mereka yang mengira bahwa Al-Masih adalah tuhan, juga orang yang menduga bahwa Al-Masih adalah anak Allah, orang yang mengira bahwa Uzair anak Allah, orang yang mengira bahwa Allah fakir, orang yang mengira bahwa tangan Allah terbelenggu kikir, dan orang yang mengira bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga. Terhadap mereka Allah Swt. berfirmanMaka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al-Maidah 74Kemudian Allah menyerukan untuk bertobat terhadap orang yang ucapannya jauh lebih berat dosanya ketimbang mereka, yaitu orang yang mengatakan, "Aku adalah Tuhan kalian yang tertinggi," yaitu ucapan yang disitir oleh firman-Nyaaku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Al-Qasas 38Kemudian Ibnu Abbas mengatakan bahwa barang siapa di antara hamba Allah yang berputus asa dari tobat sesudah kesemuanya itu, berarti dia telah mengingkari Kitabullah. Tetapi seseorang hamba tidaklah mampu bertobat sebelum Allah menerima Tabrani telah meriwayatkan melalui jalur Asy-Sya'bi, dari Sunaid ibnu Syakl; ia pernah mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa sesungguhnya ayat dari Kitabullah yang paling agung ialah firman-NyaAllah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya. Al-Baqarah 255Sesungguhnya ayat yang paling banyak memuat kebaikan dan keburukan di dalam Al-Qur'an adalah firman-NyaSesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan. An-Nahl 90Sesungguhnya ayat Al-Qur'an yang paling menggembirakan adalah firman Allah Swt. di dalam surat Az-Zumar, yaituKatakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” Az-Zumar 53Dan sesungguhnya ayat yang paling menonjolkan masalah berserah diri adalah firman-NyaBarang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. At-Talaq 2-3Maka Masruq berkata kepadanya, "Engkau benar."Al-A'masy telah meriwayatkan dari Abu Sa'id, dari Abul Kanud yang mengatakan bahwa Abdullah ibnu Mas'ud berjalan melewati seorang tukang dongeng yang sedang bercerita kepada orang-orang. Maka Ibnu Mas'ud berkata kepadanya, "Hai tukang cerita, mengapa engkau membuat manusia berputus asa dari rahmat Allah?" kemudian Ibnu Mas'ud membaca firman-Nya Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” Az-Zumar 53Diriwayatkan oleh Ibnu Abu ini hadis-hadis yang menyebutkan tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syuraih ibnun Nu'man, telah menceritakan kepada kami Abu Ubaidah Abdul Mu'min ibnu Ubaidillah As-Saddi, telah menceritakan kepadaku Hasan As-Sadusi yang mengatakan bahwa ia masuk mengunjungi Anas ibnu Malik lalu Anas berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda Demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaannya, sekiranya kalian berbuat kesalahan sehingga kesalahan kalian memenuhi antara langit dan bumi, kemudian kalian mohon ampun kepada Allah Swt., niscaya Dia memberi ampun bagi kalian. Dan demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sekiranya kalian tidak berbuat kesalahan dosa, tentulah Allah akan mendatangkan suatu kaum yang berbuat kesalahan, kemudian mereka mohon ampun kepada Allah, maka Allah memberi ampun bagi diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Isa, telah menceritakan kepadaku Al-Lais, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Qais tukang dongengnya Khalifah Umar ibnu Abdul Aziz, dari Abu Sirmah, dari Abu Ayyub Al-Ansari yang mengatakan ketika sakit yang membawa kepada kematiannya, bahwa ia telah menyembunyikan sesuatu yang pernah ia dengar dari Rasulullah Saw., yaitu Rasulullah Saw. telah bersabda Seandainya kalian tidak berdosa, tentulah Allah Swt. akan menciptakan suatu kaum yang berbuat dosa, lalu Dia memberi ampun bagi menurut Imam Ahmad; Imam Muslim di dalam kitab sahihnya telah meriwayatkan hal yang sama, dan Imam Turmuzi telah meriwayatkannya pula; semuanya meriwayatkannya melalui Qutaibah dari Al-Lais ibnu Sa'd dengan sanad yang sama. Imam Muslim telah meriwayatkannya pula melalui jalur lain dengan lafaz yang sama dari Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi, dari Abu Sirmah Al-Ansari dari Abu Ayyub Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdul Malik Al-Harrani, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Amr ibnu Malik Al-Bakri yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar ayahnya menceritakan hadis berikut dari Abul Jauza, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda Kifarat penghapus dosa ialah penyesalan. Rasulullah Saw. telah bersabda pula Seandainya kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa, lalu Dia memberi ampun bagi diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara tunggal. Abdullah ibnu Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abdul A'la ibnu Hammad Al-Qurasyi, telah menceritakan kepada kami Daud ibnu Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah alias Maslamah ibnu Abdullah Ar-Razi, dari Abu Amr Al-Bajali, dari Abdul Malik ibnu Sufyan As-Saqafi, dari Abu Ja'far alias Muhammad ibnu Ali, dari Muhammad ibnul Hanafiyyah, dari ayahnya yaitu Ali ibnu AbuTalib yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda Sesungguhnya Allah menyukai hamba yang teperdaya oleh dosa lagi suka tidak ada yang mengetengahkannya dari jalur Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Hammad, telah menceritakan kepada kami Sabit dan Humaid, dari Abdullah ibnu Ubaid ibnu Umair yang mengatakan bahwa iblis la'natullah berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau mengusirku dari surga karena Adam, dan sesungguhnya aku tidak dapat mengalahkannya kecuali dengan kekuasaan dari-Mu." Allah Swt. berfirman, "Kalau begitu, engkau mendapat kekuasaan itu." Iblis berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku tambahan." Allah berfirman, "Tidak sekali-kali dilahirkan bagi Adam seorang anak, melainkan dilahirkan pula seorang anak bagimu." Iblis berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku tambahan." Allah berfirman, "Aku jadikan dada mereka sebagai sarang kamu, dan kamu dapat merasuki mereka melalui aliran darahnya." Iblis berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku tambahan." Allah berfirman, "Aku datangkan terhadap mereka dengan pasukan kuda dan pasukan jalan kakimu, dan bersekutulah dengan mereka dalam harta benda dan anak-anak, dan umbarkanlah janjimu kepada mereka. Dan tiadalah yang dijanjikan oleh setan kepada mereka, melainkan hanya tipuan belaka." Maka Adam berkata, "Ya Tuhanku, Engkau telah memberi kekuasaan kepada Iblis untuk dapat menggodaku, dan sesungguhnya aku tidak mampu menahannya kecuali dengan pertolongan-Mu." Allah Swt. berfirman, "Tidak sekali-kali dilahirkan seorang anak bagimu, melainkan Aku perintahkan kepada malaikat untuk menjaganya dari qarin-nya teman setannya yang jahat." Adam berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku tambahan." Allah Swt. berfirman, "Satu kebaikan menjadi sepuluh kali lipatnya atau Aku tambahkan lagi kelipatannya, dan satu keburukan ditulis satu atau Aku hapuskan." Adam berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku tambahan." Allah Swt. berfirman, "Pintu tobat tetap terbuka selama roh berada di dalam tubuh." Adam berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku tambahan." Maka Allah Swt. berfirman Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Az-Zumar 53Muhammad ibnu Ishaq mengatakan bahwa Nafi' telah meriwayatkan dari Abdullah ibnu Umar, dari Umar tentang pendapatnya yang mengatakan, "Dahulu kami mengatakan bahwa tidak sekali-kali Allah menerima amal sunnah, amal wajib, dan tobat seseorang yang teperdaya melakukan dosa. Mereka telah mengenal Allah, tetapi berbalik ingkar kepada nikmat-Nya, sungguh itu merupakan petaka yang menimpa mereka." Dan pada mulanya para sahabat pun mempunyai pendapat yang sama. Ketika Rasulullah Saw. tiba di Madinah, maka Allah menurunkan firman-Nya sebagai jawaban terhadap pendapatku dan juga pendapat mereka yang demikian itu, yaitu firman-Nya Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi. Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedangkan kamu tidak menyadarinya. Az-Zumar 53-55 Umar mengatakan bahwa lalu ia menulisnya pada suatu lembaran dan ia kirimkan kepada Hisyam ibnul As Maka ketika Hisyam menerima surat itu, ia membacanya di Zi Tuwa dengan terlebih dahulu mendaki ke puncaknya, lalu membacanya dengan bersuara, tetapi masih belum mengerti. Akhirnya ia berkata, "Ya Allah, berilah aku pemahaman terhadap ayat-ayat ini." Maka Allah Swt. memberikan pemahaman ke dalam hatiku, bahwa sesungguhnya ayat ini diturunkan berkenaan dengan kami dan pendapat kami terhadap diri kami, dan dikatakan berkenaan dengan sikap kami. Maka aku turun menuju ke untaku, lalu kukendarai dan langsung bergabung dengan Rasulullah Saw. di wahai Muhammad, dengan menyampaikan pesan dari Tuhanmu, "Wahai hamba-hamba-Ku yang banyak berbuat maksiat bagi dirinya, janganlah kalian berputus asa dengan rahmat Allah. Sesungguhnya Allah akan mengampuni semua dosa. Sesungguhnya hanya Dia yang ampunan dan rahmat- Nya amat besar.
Surat Az Zumar ayat 53 adalah ayat yang menunjukkan luasnya ampunan Allah dan mengajarkan untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah. Berikut ini terjemah per kata dan isi kandungannya. قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ Qul yaa ibaadiyal ladziina asrofuu alaa anfusihim laa taqnathuu mir rohmatillaah. Innallooha yaghfirudz dzunuuba jamii’aa. Innahuu huwal ghofuurur rohiim Katakanlah “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. Az Zumar 53 Baca juga Ayat Kursi Terjemah Per Kata Berikut ini terjemah per kata Surat Az Zumar ayat 53 katakanlahقُلْWahaiيَاhamba-hambaKuعِبَادِيَorang-orang yangالَّذِينَmereka melampaui batasأَسْرَفُواatasعَلَىٰdiri mereka sendiriأَنْفُسِهِمْjanganلَاkalian berputus asaتَقْنَطُواdariمِنْrahmatرَحْمَةِAllahاللَّهِ sesungguhnyaإِنَّAllahاللَّهَDia Mengampuniيَغْفِرُdosa-dosaالذُّنُوبَseluruhnyaجَمِيعًا sesungguhnya DiaإِنَّهُDiaهُوَMaha PengampunالْغَفُورُMaha Penyayangالرَّحِيمُ Baca juga Surat Ar Rahman Ayat 33 Terjemah Per Kata Isi Kandungan Surat Az Zumar Ayat 53 Berikut ini isi kandungan surat Az Zumar Ayat 53 yang kami sarikan dari sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir, Fi Zilalil Quran, dan Tafsir Al Azhar. Isi kandungan ini juga telah dimuat di WebMuslimah dalam judul Isi Kandungan Surat Az Zumar Ayat 53. 1. Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat sayang kepada hamba-hambaNya. Meskipun mereka berbuat dosa dan melampaui batas, Allah tetap memanggil mereka dengan lembut; yaa ibaadii. 2. Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang berputus asa. Betapapun banyaknya dosa, seseorang tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah. Sebab pintu rahmat dan pintu taubat senantiasa terbuka. 3. Surat Az Zumar ayat 53 ini menyeru kepada harapan dan sikap optimis terhadap ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala. 4. Ampunan Allah sangat luas. Allah mengampuni semua dosa asalkan pelakunya bertaubat dan sungguh-sungguh kembali kepadaNya. 5. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dia mengampuni dosa hamba yang bertaubat kepadaNya dan Dia menyayangi hamba-hambaNya yang beriman. Demikian terjemah per kata dan isi kandungan Surat Az Zumar Ayat 53. Tafsir lebih lengkap bisa dibaca di artikel Surat Az Zumar Ayat 53. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Tarbiyah]
قُلْ يٰقَوْمِ اعْمَلُوْا عَلٰى مَكَانَتِكُمْ اِنِّيْ عَامِلٌ ۚفَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ39. Katakanlah Muhammad, “Wahai kaumku! Berbuatlah menurut kedudukanmu, aku pun berbuat demikian. Kelak kamu akan mengetahui,
HomeQuranArti Perkata Surat Az Zumar Ayat 39 Bahasa Indonesia dan InggrisSurat Az Zumar Ayat 39 Bahasa Indonesia dan InggrisPostingan kali ini akan mengutip salah satu ayat yakni tepatnya Surat Az Zumar Ayat 39 dimana kami akan memuatnya dalam tulisan arab dan latin serta dilengkapi dengan terjemahan dan arti perkata dalam Bahasa Indonesia dan Inggris. Sebagai informasi saja bahwa surat az zumar sendiri merupakan surat dengan urutan ke 39 dalam daftar nama-nama surat dalam al-Quran yang terdiri dari 75 juga bisa Download Teks Bacaan Surat Yasin Latin Saja Yang bisa sobat temukan pada postingan ini adalah kutipan ayat tersebut lengkap dalam teks arab dan latin serta artinya perkata dalam dua bahasa, yakni Indonesia dan Inggris Teks Arabقُلۡ يَٰقَوۡمِ ٱعۡمَلُواْ عَلَىٰ مَكَانَتِكُمۡ إِنِّي عَٰمِلٞۖ فَسَوۡفَ تَعۡلَمُونَ ٣٩Teks Latinqul yā qaumi’malụ alā makānatikum innī āmil, fa saufa ta’lamụnBahasa Indonesiaٱعۡمَلُواْيَٰقَوۡمِقُلۡbekerjalah kamuwahai kaumkukatakanlahإِنِّيمَكَانَتِكُمۡعَلَىٰsesungguhnya Akukeadaan / kemampuanmuatasتَعۡلَمُونَفَسَوۡفَعَٰمِلٞۖkalian mengetahuimaka kelakorang yang bekerja39. Katakanlah “Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja pula, maka kelak kamu akan mengetahui,Bahasa Inggris ٱعۡمَلُواْيَٰقَوۡمِقُلۡWorkO my people!say,إِنِّيمَكَانَتِكُمۡعَلَىٰIndeed, I amyour position,according toتَعۡلَمُونَفَسَوۡفَعَٰمِلٞۖyou will knowthen soonworking;39. Say, “O my people, work according to your position, [for] indeed, I am working; and you are going to know Isi Kandungan AyatPada dasarnya, ayat ini merupakan bentuk ancaman bagi mereka yang ingkar dan mendustakan kebenaran Tuhan. Rasulullah SAW menegaskan dengan perkataan “tetaplah kalian bersikap ingkar dan mendustakan” dan aku pun akan tetap senantiasa melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh oleh Tuhanku kepadaku. Dan pada akhirnya, kelak, akan diketahui siapa diantara Rasulullah SAW dan orang kafir yang akan mendapatkan azab abadi yang tiada kutipan bacaan surat az zumar ayat 39 lengkap dalam teks arab dan latin serta terjemahannya menggunakan dua bahasa yakni bahasa Indonesia dan inggris, juga dilengkapi dengan artinya perkata dalam dua bahasa pula. Semoga bermanfaat.
قُلۡ يٰقَوۡمِ اعۡمَلُوۡا عَلٰى مَكَانَتِكُمۡ اِنِّىۡ عَامِلٌۚ فَسَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَۙ Qul yaa qawmi'maluu 'alaa makaanatikum innii 'aamilun fasawfa ta'lamuun Katakanlah Muhammad, "Wahai kaumku! Berbuatlah menurut kedudukanmu, aku pun berbuat demikian. Kelak kamu akan mengetahui, Juz ke-24 Tafsir Penjelasan ayat di atas menggambarkan posisi Nabi Muhammad ketika berhadapan dengan orang-orang musyrikin Mekah yang menyembah berhala. Untuk mempertegas posisi itu, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar menyampaikan kepada kaumnya untuk mengerjakan apa yang ingin mereka kerjakan dan Nabi mengerjakan apa yang Nabi kerjakan. Katakanlah wahai Nabi Muhammad, “Wahai kaumku! Berbuatlah menurut kedudukanmu dan sikap hidup kalian, aku pun berbuat demikian sesuai dengan sikap hidup dan kepercayaan yang telah dihidayahkan Allah kepadaku. Kelak kamu akan mengetahui apa hasil perbuatan tersebut. Setelah Rasulullah saw mengemukakan argumen yang tidak dapat dibantah lagi oleh kaum musyrikin, Allah memerintahkan beliau supaya menyampaikan ancaman dengan berkata, "Hai kaumku, berbuatlah sesuai dengan anggapanmu, bahwa kamu mempunyai kekuatan dan keterampilan, dan peraslah keringatmu dalam membuat makar dan tipu dayamu, karena aku pun berbuat pula dalam mengokohkan dan menyiarkan agamaku, nanti kamu akan mengetahui, siapakah di antara kita yang lebih baik kesudahannya." sumber Keterangan mengenai QS. Az-ZumarSurat Az Zumar terdiri ataz 75 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Saba'. Dinamakan Az Zumar Rombongan-rombongan karena perkataan Az Zumar yang terdapat pada ayat 71 dan 73 ini. Dalam ayat-ayat tersebut diterangkan keadaan manusia di hari kiamat setelah mereka dihisab, di waktu itu mereka terbagi atas dua rombongan; satu rombongan dibawa ke neraka dan satu rombongan lagi dibawa ke syurga. Masing- masing rombongan memperoleh balasan dari apa yang mereka kerjakan di dunia dahulu. Surat ini dinamakan juga Al Ghuraf kamar-kamar berhubung perkataan ghuraf yang terdapat pada ayat 20, dimana diterangkan keadaan kamar-kamar dalam syurga yang diperoleh orang-orang yang bertakwa.
تَنْزِيْلُ الْكِتٰبِ مِنَ اللّٰهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ Tanzīlul-kitābi minallāhil-azīzil-ḥakīmi. Diturunkannya Kitab Al-Qur’an ini berasal dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. اِنَّآ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللّٰهَ مُخْلِصًا لَّهُ الدِّيْنَۗ Innā anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi fabudillāha mukhliṣal lahud-dīna. Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab Al-Qur’an kepadamu Nabi Muhammad dengan hak. Maka, sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya. اَلَا لِلّٰهِ الدِّيْنُ الْخَالِصُ ۗوَالَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَۘ مَا نَعْبُدُهُمْ اِلَّا لِيُقَرِّبُوْنَآ اِلَى اللّٰهِ زُلْفٰىۗ اِنَّ اللّٰهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِيْ مَا هُمْ فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ ەۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ مَنْ هُوَ كٰذِبٌ كَفَّارٌ Alā lillāhid-dīnul-khāliṣu, wal-lażīnattakhażū min dūnihī auliyā'a, mā nabuduhum illā liyuqarribūnā ilallāhi zulfā, innallāha yaḥkumu bainahum fī mā hum fīhi yakhtalifūna, innallāha lā yahdī man huwa kāżibun kaffārun. Ketahuilah, hanya untuk Allah agama yang bersih dari syirik. Orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia berkata, “Kami tidak menyembah mereka, kecuali berharap agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” Sesungguhnya Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta lagi sangat ingkar. لَوْ اَرَادَ اللّٰهُ اَنْ يَّتَّخِذَ وَلَدًا لَّاصْطَفٰى مِمَّا يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ ۙ سُبْحٰنَهٗ ۗهُوَ اللّٰهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ Wa lau arādallāhu ay yattakhiża waladal laṣṭafā mimmā yakhluqu mā yasyā'u, subḥānahū, huwallāhul-wāḥidul-qahhāru. Seandainya Allah hendak mengambil makhluk-Nya sebagai anak, pasti akan memilih yang Dia kehendaki dari apa yang Dia ciptakan. Mahasuci Dia. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّۚ يُكَوِّرُ الَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى الَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ يَّجْرِيْ لِاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اَلَا هُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُ Khalaqas-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqqi, yukawwirul-laila alan-nahāri wa yukawwirun nahāra alal-laili wa sakhkharasy-syamsa wal-qamara, kulluy yajrī li'ajalim musammān, alā huwal-azīzul-gaffāru. Dia Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak yang benar. Dia menutupkan malam atas siang, menutupkan siang atas malam, serta menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar menurut waktu yang ditentukan. Ketahuilah, Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَاَنْزَلَ لَكُمْ مِّنَ الْاَنْعَامِ ثَمٰنِيَةَ اَزْوَاجٍ ۗ يَخْلُقُكُمْ فِيْ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ خَلْقًا مِّنْۢ بَعْدِ خَلْقٍ فِيْ ظُلُمٰتٍ ثَلٰثٍۗ ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ فَاَنّٰى تُصْرَفُوْنَ Khalaqakum min nafsiw wāḥidatin ṡumma jaala minhā zaujahā wa anzala lakum minal-anāmi ṡamāniyata azwājin, yakhluqukum fī buṭūni ummahātikum khalqam mim badi khalqin fī ẓulumātin ṡalāṡin, żālikumullāhu rabbukum lahul-mulku, lā ilāha illā huwa, fa'annā tuṣrafūna. Dia menciptakanmu dari jiwa yang satu Adam, kemudian darinya Dia menjadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untukmu. Dia menciptakanmu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang berbuat demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pemilik kerajaan. Tidak ada tuhan selain Dia. Mengapa kamu dapat berpaling dari kebenaran? اِنْ تَكْفُرُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ ۗوَلَا يَرْضٰى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَۚ وَاِنْ تَشْكُرُوْا يَرْضَهُ لَكُمْۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۗ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ In takfurū fa'innallāha ganiyyun ankum, wa lā yarḍā liibādihil-kufra, wa in tasykurū yarḍahu lakum, wa lā taziru wāziratuw wizra ukhrā, ṡumma ilā rabbikum marjiukum fa yunabbi'ukum bimā kuntum tamalūna, innahū alīmum biżātiṣ-ṣudūri. Jika kamu kufur, sesungguhnya Allah tidak memerlukanmu. Dia pun tidak meridai kekufuran hamba-hamba-Nya. Jika kamu bersyukur, Dia meridai kesyukuranmu itu. Seseorang yang berdosa tidak memikul dosa orang lain. Kemudian, kepada Tuhanmulah kembalimu, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan di dalam dada. ۞ وَاِذَا مَسَّ الْاِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهٗ مُنِيْبًا اِلَيْهِ ثُمَّ اِذَا خَوَّلَهٗ نِعْمَةً مِّنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُوْٓا اِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلّٰهِ اَنْدَادًا لِّيُضِلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ ۗ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيْلًا ۖاِنَّكَ مِنْ اَصْحٰبِ النَّارِ Wa iżā massal-insāna ḍurrun daā rabbahū munīban ilaihi ṡumma iżā khawwalahū nimatan minhu nasiya mā kāna yadū ilaihi min qablu wa jaala lilllāhi andādal liyuḍilla an sabīlihī, qul tamatta bikufrika qalīlān, innaka min aṣḥābin-nāri. Apabila ditimpa bencana, manusia memohon pertolongan kepada Tuhannya dengan kembali taat kepada-Nya. Akan tetapi, apabila Dia memberikan nikmat kepadanya, dia lupa terhadap apa yang pernah dia mohonkan kepada Allah sebelum itu dan dia menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan manusia dari jalan-Nya. Katakanlah Nabi Muhammad, “Bersenang-senanglah dengan kekufuranmu untuk sementara waktu! Sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.” اَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ اٰنَاۤءَ الَّيْلِ سَاجِدًا وَّقَاۤىِٕمًا يَّحْذَرُ الْاٰخِرَةَ وَيَرْجُوْا رَحْمَةَ رَبِّهٖۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِ ࣖ Amman huwa qānitun ānā'al-laili sājidaw wa qā'imay yaḥżarul-ākhirata wa yarjū raḥmata rabbihī, qul hal yastawil-lażīna yalamūna wal-lażīna lā yalamūna, innamā yatażakkaru ulul-albābi. Apakah orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dalam keadaan bersujud, berdiri, takut pada azab akhirat, dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah Nabi Muhammad, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui hak-hak Allah dengan orang-orang yang tidak mengetahui hak-hak Allah?” Sesungguhnya hanya ululalbab orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran. قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْ ۗلِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗوَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌ ۗاِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ Qul yā ibādil-lażīna āmanuttaqū rabbakum, lil-lażīna aḥsanū fī hāżihid-dun-yā ḥasanahtun, wa arḍullāhi wāsiahtun, innamā yuwaffaṣ-ṣābirūna ajrahum bigairi ḥisābin. Katakanlah Nabi Muhammad, “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan. قُلْ اِنِّيْٓ اُمِرْتُ اَنْ اَعْبُدَ اللّٰهَ مُخْلِصًا لَّهُ الدِّيْنَ Qul innī umirtu an abudallāha mukhliṣal lahud-dīna. Katakanlah, “Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya. وَاُمِرْتُ لِاَنْ اَكُوْنَ اَوَّلَ الْمُسْلِمِيْنَ Wa umirtu li'an akūna awwalal-muslimīna. Aku diperintahkan untuk menjadi orang pertama dari umatnya yang berserah diri kepada Allah.” قُلْ اِنِّيْٓ اَخَافُ اِنْ عَصَيْتُ رَبِّيْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ Qul innī akhāfu in aṣaitu rabbī ażāba yaumin aẓīmin. Katakanlah, “Sesungguhnya aku takut azab pada hari yang besar kiamat jika aku durhaka kepada Tuhanku.” قُلِ اللّٰهَ اَعْبُدُ مُخْلِصًا لَّهٗ دِيْنِيْۚ Qulillāha abudu mukhliṣal lahū dīnī. Katakanlah, “Hanya Allah yang aku sembah dengan mengikhlaskan ketaatanku kepada-Nya.” فَاعْبُدُوْا مَا شِئْتُمْ مِّنْ دُوْنِهٖۗ قُلْ اِنَّ الْخٰسِرِيْنَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ وَاَهْلِيْهِمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ اَلَا ذٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِيْنُ Fabudū mā syi'tum min dūnihī, qul innal-khāsirīnal-lażīna khasirū anfusahum wa ahlīhim yaumal-qiyāmahti, alā żālika huwal-khusrānul-mubīnu. Maka, sembahlah sesukamu selain Dia wahai orang-orang musyrik! Katakanlah, “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat.” Ingatlah, yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. لَهُمْ مِّنْ فَوْقِهِمْ ظُلَلٌ مِّنَ النَّارِ وَمِنْ تَحْتِهِمْ ظُلَلٌ ۗذٰلِكَ يُخَوِّفُ اللّٰهُ بِهٖ عِبَادَهٗ ۗيٰعِبَادِ فَاتَّقُوْنِ Lahum min fauqihim ẓulalum minan-nāri wa min taḥtihim ẓulalun, żālika yukhawwifullāhu bihī ibādahū, yā ibādi fattaqūni. Di atas mereka ada lapisan-lapisan dari api dan di bawah mereka pun ada lapisan-lapisan pula. Demikianlah Allah membuat takut hamba-hamba-Nya dengan azab itu. “Wahai hamba-hamba-Ku, bertakwalah kepada-Ku!” وَالَّذِيْنَ اجْتَنَبُوا الطَّاغُوْتَ اَنْ يَّعْبُدُوْهَا وَاَنَابُوْٓا اِلَى اللّٰهِ لَهُمُ الْبُشْرٰىۚ فَبَشِّرْ عِبَادِۙ Wal-lażīnajtanabuṭ-ṭāgūta ay yabudūhā wa anābū ilallāhi lahumul-busyrā, fabasysyir ibādi. Orang-orang yang menjauhi tagut, yaitu tidak menyembahnya dan kembali bertobat kepada Allah, bagi mereka berita gembira. Maka, sampaikanlah kabar gembira itu kepada hamba-hamba-Ku. الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ اَحْسَنَهٗ ۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ هَدٰىهُمُ اللّٰهُ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمْ اُولُوا الْاَلْبَابِ Allażīna yastamiūnal-qaula fa yattabiūna aḥsanahū, ulā'ikal-lażīna hadāhumullāhu wa ulā'ika hum ulul-albābi. Yaitu mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah ululalbab orang-orang yang mempunyai akal sehat. اَفَمَنْ حَقَّ عَلَيْهِ كَلِمَةُ الْعَذَابِۗ اَفَاَنْتَ تُنْقِذُ مَنْ فِى النَّارِ ۚ Afaman ḥaqqa alaihi kalimatul-ażābi, afa'anta tunqiżu man fin-nāri. Maka, apakah engkau, Nabi Muhammad, hendak mengubah nasib orang-orang yang telah dipastikan mendapat azab? Apakah engkau akan menyelamatkan orang yang berada di dalam neraka? لٰكِنِ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ غُرَفٌ مِّنْ فَوْقِهَا غُرَفٌ مَّبْنِيَّةٌ ۙتَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ ەۗ وَعْدَ اللّٰهِ ۗ لَا يُخْلِفُ اللّٰهُ الْمِيْعَادَ Lākinil-lażīnattaqau rabbahum lahum gurafum min fauqihā gurafum mabniyyahtun, tajrī min taḥtihal-anhāru, wadallāhi, lā yukhlifullāhul-mīāda. Akan tetapi, orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya bagi mereka kamar-kamar di surga, di atasnya terdapat kamar-kamar yang dibangun bertingkat-tingkat, dan mengalir di bawahnya sungai-sungai. Itulah janji Allah. Allah tidak akan mengingkari janji. اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَسَلَكَهٗ يَنَابِيْعَ فِى الْاَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهٖ زَرْعًا مُّخْتَلِفًا اَلْوَانُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَجْعَلُهٗ حُطَامًا ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَذِكْرٰى لِاُولِى الْاَلْبَابِ ࣖ Alam tara annallāha anzala minas-samā'i mā'an fasalakahū yanābīa fil-arḍi ṡumma yajaluhū ḥuṭāmān, ina fī żālika lażikrā li'ulil-albābi. Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia mengalirkannya menjadi sumber-sumber air di bumi. Kemudian, dengan air itu Dia tumbuhkan tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, kemudian ia menjadi kering, engkau melihatnya kekuning-kuningan, kemudian Dia menjadikannya hancur berderai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi ululalbab. اَفَمَنْ شَرَحَ اللّٰهُ صَدْرَهٗ لِلْاِسْلَامِ فَهُوَ عَلٰى نُوْرٍ مِّنْ رَّبِّهٖ ۗفَوَيْلٌ لِّلْقٰسِيَةِ قُلُوْبُهُمْ مِّنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ Afaman syaraḥallāhu ṣadrahū lil-islāmi fahuwa alā nūrim mir rabbihī, fawailul lil-qāsiyati qulūbuhum min żikrillāhi, ulā'ika fī ḍalālim mubīnin. Maka, apakah orang yang Allah bukakan hatinya untuk menerima agama Islam, lalu mendapat cahaya dari Tuhannya sama dengan orang yang hatinya membatu? Maka, celakalah mereka yang hatinya membatu dari mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. اَللّٰهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتٰبًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَۙ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ۚ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍ Allāhu nazzala aḥsanal-ḥadīṡi kitābam mutasyābiham maṡāniya, taqsyairru minhu julūdul-lażīna yakhsyauna rabbahum, ṡumma talīnu julūduhum wa qulūbuhum ilā żikrillāhi, żālika hudallāhi yahdī bihī may yasyā'u, wa may yuḍlilillāhu famā lahū min hādin. Allah telah menurunkan perkataan yang terbaik, yaitu Kitab Al-Qur’an yang serupa ayat-ayatnya lagi berulang-ulang. Oleh karena itu, kulit orang yang takut kepada Tuhannya gemetar. Kemudian, kulit dan hati mereka menjadi lunak ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Siapa yang dibiarkan sesat oleh Allah tidak ada yang dapat memberi petunjuk. اَفَمَنْ يَّتَّقِيْ بِوَجْهِهٖ سُوْۤءَ الْعَذَابِ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗوَقِيْلَ لِلظّٰلِمِيْنَ ذُوْقُوْا مَا كُنْتُمْ تَكْسِبُوْنَ Afamay yattaqī biwajhihī sū'al-ażābi yaumal-qiyāmahti, wa qīla liẓ-ẓālimīna żūqū mā kuntum taksibūna. Apakah orang yang menghindari azab yang buruk dengan wajahnya pada hari Kiamat sama dengan orang mukmin yang tidak kena azab? Dikatakan kepada orang-orang yang zalim, “Rasakanlah balasan apa yang telah kamu kerjakan.” كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَاَتٰىهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُوْنَ Każżabal-lażīna min qablihim fa'atāhumul-ażābu mi ḥaiṡu lā yasyurūna. Orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan rasul-rasul, datanglah azab kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari. فَاَذَاقَهُمُ اللّٰهُ الْخِزْيَ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚوَلَعَذَابُ الْاٰخِرَةِ اَكْبَرُ ۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ Fa ażāqahumullāhul-khizya fil-ḥayātid-dun-yā, wa laażābul-ākhirati akbaru, lau kānū yalamūna. Maka, Allah menimpakan kepada mereka kehinaan dalam kehidupan dunia. Sungguh, azab akhirat lebih besar kalau mereka mengetahui-nya. وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِيْ هٰذَا الْقُرْاٰنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ لَّعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَۚ Wa laqad ḍarabnā lin-nāsi fī hāżal-qur'āni min kulli maṡalil laallahum yatażakkarūna. Sungguh, Kami benar-benar telah membuatkan dalam Al-Qur’an ini segala macam perumpamaan bagi manusia agar mereka mendapat pelajaran. قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِيْ عِوَجٍ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ Qur'ānan arabiyyan gaira żī iwajil laallahum yattaqūna. Yaitu Al-Qur’an dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan di dalamnya agar mereka bertakwa. ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا رَّجُلًا فِيْهِ شُرَكَاۤءُ مُتَشٰكِسُوْنَ وَرَجُلًا سَلَمًا لِّرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيٰنِ مَثَلًا ۗ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ ۗبَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ Ḍaraballāhu maṡalar rajulan fīhi syurakā'u mutasyākisūna wa rajulan salamal lirajulin hal yastawiyāni maṡalān, al-ḥamdu lillāhi, bal akṡaruhum lā yalamūna. Allah membuat perumpamaan, yaitu seorang laki-laki hamba sahaya yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat, tetapi dalam perselisihan dan seorang hamba sahaya yang menjadi milik penuh seorang saja. Apakah keduanya sama keadaannya? Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui-nya. اِنَّكَ مَيِّتٌ وَّاِنَّهُمْ مَّيِّتُوْنَ ۖ Innaka mayyituw wa innahum mayyitūna. Sesungguhnya engkau Nabi Muhammad akan mati dan sesungguhnya mereka pun akan mati. ثُمَّ اِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ عِنْدَ رَبِّكُمْ تَخْتَصِمُوْنَ ࣖ ۔ Ṡumma innakum yaumal-qiyāmati inda rabbikum takhtaṣimūna. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian pada hari Kiamat akan berbantah-bantahan di hadapan Tuhanmu. ۞ فَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَبَ عَلَى اللّٰهِ وَكَذَّبَ بِالصِّدْقِ اِذْ جَاۤءَهٗۗ اَلَيْسَ فِيْ جَهَنَّمَ مَثْوًى لِّلْكٰفِرِيْنَ Faman aẓlamu mimman każaba alallāhi wa każżaba biṣ-ṣidqi iż jā'ahū, alaisa fī jahannama maṡwal lil-kāfirīna. Maka, siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kebohongan terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah di neraka Jahanam terdapat tempat tinggal bagi orang-orang kafir? وَالَّذِيْ جَاۤءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهٖٓ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ Wal-lażī jā'a biṣ-ṣidqi wa ṣaddaqa bihī ulā'ika humul-muttaqūna. Orang yang membawa kebenaran Nabi Muhammad dan yang membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. لَهُمْ مَّا يَشَاۤءُوْنَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۗ ذٰلِكَ جَزَاۤءُ الْمُحْسِنِيْنَۚ Lahum mā yasyā'ūna inda rabbihim, żālika jazā'ul-muḥsinīna. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhannya. Itulah balasan bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. لِيُكَفِّرَ اللّٰهُ عَنْهُمْ اَسْوَاَ الَّذِيْ عَمِلُوْا وَيَجْزِيَهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ الَّذِيْ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Liyukaffirallāhu anhum aswa'al-lażī amilū wa yajziyahum ajrahum bi'aḥsanil-lażī kānū yamalūna. Demikian itu agar Allah menghapus dosa perbuatan mereka yang paling buruk yang pernah mereka lakukan dan memberi pahala kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang dahulu mereka kerjakan. اَلَيْسَ اللّٰهُ بِكَافٍ عَبْدَهٗۗ وَيُخَوِّفُوْنَكَ بِالَّذِيْنَ مِنْ دُوْنِهٖۗ وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍۚ Alaisallāhu bikāfin abdahū, wa yukhawwifūnaka bil-lażīna min dūnihī, wa may yuḍlilillāhu famā lahū min hādin. Bukankah Allah yang mencukupi hamba-Nya? Mereka menakut-nakutimu dengan sesembahan selain Dia. Siapa yang Allah biarkan sesat tidak ada satu pun yang memberi petunjuk kepadanya. وَمَنْ يَّهْدِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّضِلٍّ ۗ اَلَيْسَ اللّٰهُ بِعَزِيْزٍ ذِى انْتِقَامٍ Wa may yahdillāhu famā lahū min muḍillin, alaisallāhu biazīzin żintiqāmin. Siapa yang Allah tunjuki tidak satu pun yang menyesatkannya. Bukankah Allah Mahaperkasa lagi Maha Memiliki kekuasaan untuk membalas? وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ ۗ قُلْ اَفَرَءَيْتُمْ مَّا تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ اَرَادَنِيَ اللّٰهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كٰشِفٰتُ ضُرِّهٖٓ اَوْ اَرَادَنِيْ بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكٰتُ رَحْمَتِهٖۗ قُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ ۗعَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُوْنَ Wa la'in sa'altahum man khalaqas-samāwāti wal-arḍa layaqūlunnallāhu, qul afara'aitum mā tadūna min dūnillāhi in arādaniyallāhu biḍurrin hal hunna kāsyifātu ḍurrihī au arādanī biraḥmatin hal hunna mumsikātu raḥmatihī, qul ḥasbiyallāhu, alaihi yatawakkalul-mutawakkilūna. Sungguh, jika engkau Nabi Muhammad bertanya kepada mereka kaum musyrik Makkah siapa yang menciptakan langit dan bumi, niscaya mereka menjawab, “Allah.” Katakanlah, “Kalau begitu, tahukah kamu tentang apa yang kamu sembah selain Allah jika Allah hendak mendatangkan bencana kepadaku, apakah mereka sesembahan itu mampu menghilangkan bencana itu atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat mencegah rahmat-Nya?” Katakanlah, “Cukuplah Allah sebagai pelindung bagiku. Hanya kepada-Nya orang-orang yang bertawakal berserah diri.” قُلْ يٰقَوْمِ اعْمَلُوْا عَلٰى مَكَانَتِكُمْ اِنِّيْ عَامِلٌ ۚفَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ Qul yā qaumimalū alā makānatikum innī āmilun, fa saufa talamūna. Katakanlah, “Wahai kaumku, berbuatlah menurut kedudukanmu! Sesungguhnya aku pun berbuat demikian. Kelak kamu akan mengetahui مَنْ يَّأْتِيْهِ عَذَابٌ يُّخْزِيْهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُّقِيْمٌ May ya'tīhi ażābuy yukhzīhi wa yaḥillu alaihi ażābum muqīmun. siapa yang akan mendapat siksa yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal.” اِنَّآ اَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ لِلنَّاسِ بِالْحَقِّۚ فَمَنِ اهْتَدٰى فَلِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ ضَلَّ فَاِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚوَمَآ اَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيْلٍ ࣖ Innā anzalnā alaikal-kitāba lin-nāsi bil-ḥaqqi, fa manihtadā fa linafsihī, wa man ḍalla fa innamā yaḍillu alaihā, wa mā anta alaihim biwakīlin. Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu Nabi Muhammad Kitab Al-Qur’an untuk seluruh manusia dengan hak. Siapa yang mendapat petunjuk, petunjuk itu untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat, sesungguhnya kesesatan itu untuk dirinya sendiri. Engkau bukanlah penanggung jawab mereka. اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْاُخْرٰىٓ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ Allāhu yatawaffal-anfusa ḥīna mautihā wal-latī lam tamut fī manāmihā, fayumsikul-latī qaḍā alaihal-mauta wa yursilul-ukhrā ilā ajalim musammān, inna fī żālika la'āyātil liqaumiy yatafakkarūna. Allah menggenggam nyawa manusia pada saat kematiannya dan yang belum mati ketika dia tidur. Dia menahan nyawa yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir. اَمِ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ شُفَعَاۤءَۗ قُلْ اَوَلَوْ كَانُوْا لَا يَمْلِكُوْنَ شَيْـًٔا وَّلَا يَعْقِلُوْنَ Amittakhażū min dūnillāhi syufaā'a, qul awalau kānū lā yamlikūna syai'aw wa lā yaqilūna. Apakah mereka juga menjadikan penolong selain Allah? Katakanlah, “Apakah kamu menjadikannya penolong juga meskipun mereka tidak memiliki suatu apa pun dan tidak mengerti?” قُلْ لِّلّٰهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيْعًا ۗ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ Qul lillāhisy-syafāatu jamīān, lahū mulkus-samāwāti wal-arḍi, ṡumma ilaihi turjaūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Hanya milik Allah pertolongan itu semuanya. Milik-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian, hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.” وَاِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَحْدَهُ اشْمَـَٔزَّتْ قُلُوْبُ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِۚ وَاِذَا ذُكِرَ الَّذِيْنَ مِنْ دُوْنِهٖٓ اِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَ Wa iżā żukirallāhu waḥdahusyma'azzat qulūbul-lażīna lā yu'minūna bil-ākhirahti, wa iżā żukiral-lażīna min dūnihī iżā hum yastabsyirūna. Apabila hanya nama Allah yang disebut, hati orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat kesal. Namun, apabila nama-nama sembahan selain Allah disebut, tiba-tiba mereka bergembira. قُلِ اللّٰهُمَّ فَاطِرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ عٰلِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ اَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيْ مَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ Qulillāhumma fāṭiras-samāwāti wal-arḍi ālimal-gaibi wasy-syahādati anta taḥkumu baina ibādika fīmā kānū fīhi yakhtalifūna. Katakanlah, “Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, yang mengetahui segala yang gaib dan nyata, Engkaulah yang memutuskan di antara hamba-hamba-Mu apa yang selalu mereka perselisihkan.” وَلَوْ اَنَّ لِلَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مَا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا وَّمِثْلَهٗ مَعَهٗ لَافْتَدَوْا بِهٖ مِنْ سُوْۤءِ الْعَذَابِ يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ وَبَدَا لَهُمْ مِّنَ اللّٰهِ مَا لَمْ يَكُوْنُوْا يَحْتَسِبُوْنَ Wa lau anna lil-lażīna ẓalamū mā fil-arḍi jamīaw wa miṡlahū maahū laftadau bihī min sū'il-ażābi yaumal-qiyāmahti, wa badā lahum minallāhi mā lam yakūnū yaḥtasibūna. Sekiranya orang-orang yang zalim mempunyai segala apa yang ada di bumi dan ditambah lagi sebanyak itu, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari azab yang buruk pada hari Kiamat. Tampak jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan. وَبَدَا لَهُمْ سَيِّاٰتُ مَا كَسَبُوْا وَحَاقَ بِهِمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ Wa badā lahum sayyi'ātu mā kasabū wa ḥāqa bihim mā kānū bihī yastahzi'ūna. Tampak jelaslah bagi mereka keburukan-keburukan yang mereka kerjakan di dunia dan mereka diliputi oleh azab yang selalu mereka olok-olokkan. فَاِذَا مَسَّ الْاِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَانَاۖ ثُمَّ اِذَا خَوَّلْنٰهُ نِعْمَةً مِّنَّاۙ قَالَ اِنَّمَآ اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ ۗبَلْ هِيَ فِتْنَةٌ وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ Fa'iżā massal-insāna ḍurrun daānā ṡumma iżā khawwalnāhu nimatam minnā, qāla innamā ūtītuhū alā ilmin, bal hiya fitnatuw wa lākinna akṡarahum lā yalamūna. Apabila ditimpa bencana, manusia menyeru Kami. Kemudian, apabila Kami memberikan nikmat sebagai anugerah Kami kepadanya, dia berkata, “Sesungguhnya aku diberikan nikmat itu hanyalah karena kepintaranku.” Sebenarnya, itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui-nya. قَدْ قَالَهَا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَمَآ اَغْنٰى عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ Qad qālahal-lażīna min qablihim famā agnā anhum mā kānū yaksibūna. Sungguh, orang-orang yang sebelum mereka pun telah mengatakan hal itu. Maka, tidak berguna lagi bagi mereka apa yang selalu mereka usahakan. فَاَصَابَهُمْ سَيِّاٰتُ مَا كَسَبُوْا ۗوَالَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْ هٰٓؤُلَاۤءِ سَيُصِيْبُهُمْ سَيِّاٰتُ مَا كَسَبُوْا ۙوَمَا هُمْ بِمُعْجِزِيْنَ Fa'aṣābahum sayyi'ātu mā kasabū, wal-lażīna ẓalamū min hā'ulā'i sayuṣībuhum sayyi'ātu mā kasabū, wa mā hum bimujizīna. Lalu, mereka ditimpa bencana akibat keburukan-keburukan yang mereka perbuat. Orang-orang yang zalim di antara mereka juga akan ditimpa bencana akibat keburukan-keburukan yang mereka perbuat dan tidak dapat melepaskan diri darinya. اَوَلَمْ يَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ ࣖ Awalam yalamū annallāha yabsuṭur-rizqa limay yasyā'u wa yaqdiru, inna fī żālika la'āyātil liqaumiy yu'minūna. Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki? Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman. ۞ قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Qul yā ibādiyal-lażīna asrafū alā anfusihim lā taqnaṭū mir raḥmatillāhi, innallāha yagfiruż-żunūba jamīān, innahū huwal-gafūrur-raḥīmu. Katakanlah Nabi Muhammad, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas dengan menzalimi dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. وَاَنِيْبُوْٓا اِلٰى رَبِّكُمْ وَاَسْلِمُوْا لَهٗ مِنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُوْنَ Wa anībū ilā rabbikum wa aslimū lahū min qabli ay ya'tiyakumul-ażābu ṡumma lā tunṣarūna. Kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak akan ditolong. وَاتَّبِعُوْٓا اَحْسَنَ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكُمْ مِّنْ رَّبِّكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَّاَنْتُمْ لَا تَشْعُرُوْنَ ۙ Wattabiū aḥsana mā unzila ilaikum mir rabbikum min qabli ay ya'tiyakumul ażābu bagtataw wa antum lā tasyurūna. Ikutilah sebaik-baik apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu Al-Qur’an sebelum azab datang kepadamu secara mendadak, sedangkan kamu tidak menyadarinya. اَنْ تَقُوْلَ نَفْسٌ يّٰحَسْرَتٰى عَلٰى مَا فَرَّطْتُّ فِيْ جَنْۢبِ اللّٰهِ وَاِنْ كُنْتُ لَمِنَ السّٰخِرِيْنَۙ An taqūla yā ḥasratā alā mā farraṭṭu fī jambillāhi wa in kuntu laminas-sākhirīna. Maksudnya, supaya tidak ada orang yang berkata, “Alangkah besar penyesalanku atas kelalaianku dalam menunaikan kewajiban terhadap Allah dan sesungguhnya aku benar-benar termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan agama Allah.” اَوْ تَقُوْلَ لَوْ اَنَّ اللّٰهَ هَدٰىنِيْ لَكُنْتُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ ۙ Au taqūla lau annallāha hadānī lakuntu minal-muttaqīna. Atau, supaya tidak ada yang berkata, “Seandainya Allah memberi petunjuk kepadaku, tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa.” اَوْ تَقُوْلَ حِيْنَ تَرَى الْعَذَابَ لَوْ اَنَّ لِيْ كَرَّةً فَاَكُوْنَ مِنَ الْمُحْسِنِيْنَ Au taqūla ḥīna taral-ażāba lau anna lī karratan fa akūna minal-muḥsinīna. Atau, supaya tidak ada pula yang berkata ketika melihat azab, “Seandainya aku dapat kembali ke dunia, tentu aku termasuk orang-orang yang muhsin.” بَلٰى قَدْ جَاۤءَتْكَ اٰيٰتِيْ فَكَذَّبْتَ بِهَا وَاسْتَكْبَرْتَ وَكُنْتَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ Balā qad jā'atka āyātī fa każżabta bihā wastakbarta wa kunta minal-kāfirīna. Tidak begitu! Sebenarnya ayat-ayat-Ku telah datang kepadamu, tetapi kamu mendustakannya, menyombongkan diri, dan termasuk orang-orang kafir. وَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ تَرَى الَّذِيْنَ كَذَبُوْا عَلَى اللّٰهِ وُجُوْهُهُمْ مُّسْوَدَّةٌ ۗ اَلَيْسَ فِيْ جَهَنَّمَ مَثْوًى لِّلْمُتَكَبِّرِيْنَ Wa yaumal-qiyāmati taral-lażīna każabū alallāhi wujūhuhum muswaddahtun, alaisa fī jahannama maṡwal lil-mutakabbirīna. Pada hari Kiamat, engkau akan melihat bahwa orang-orang yang berdusta kepada Allah wajahnya menghitam. Bukankah neraka Jahanam itu tempat tinggal bagi orang-orang yang takabur? وَيُنَجِّى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا بِمَفَازَتِهِمْۖ لَا يَمَسُّهُمُ السُّوْۤءُ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ Wa yunajjillāhul-lażīnattaqau bimafāzatihim, lā yamassuhumus-sū'u wa lā hum yaḥzanūna. Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangannya sehingga mereka tidak disentuh oleh azab dan tidak bersedih. اَللّٰهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ ۙوَّهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ Allāhu khāliqu kulli syai'in, wa huwa alā kulli syai'iw wakīlun. Allah adalah pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu. لَهٗ مَقَالِيْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ ࣖ Lahū maqālīdus-samāwāti wal-arḍi, wal-lażīna kafarū bi'āyātillāhi ulā'ika humul-khāsirūna. Milik-Nyalah kunci-kunci perbendaharaan langit dan bumi. Orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Allah, mereka itulah orang-orang yang rugi. قُلْ اَفَغَيْرَ اللّٰهِ تَأْمُرُوْۤنِّيْٓ اَعْبُدُ اَيُّهَا الْجٰهِلُوْنَ Qul afagairallāhi ta'murūnnī abudu ayyuhal-jāhilūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Apakah kamu menyuruhku untuk menyembah selain Allah, wahai orang-orang yang bodoh?” وَلَقَدْ اُوْحِيَ اِلَيْكَ وَاِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَۚ لَىِٕنْ اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ Wa laqad ūḥiya ilaika wa ilal-lażīna min qablika, la'in asyrakta layaḥbaṭanna amaluka wa latakūnanna minal-khāsirīna. Sungguh, benar-benar telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang para nabi sebelummu, “Sungguh, jika engkau mempersekutukan Allah, niscaya akan gugurlah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang-orang yang rugi. بَلِ اللّٰهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِّنَ الشّٰكِرِيْنَ Balillāha fabud wa kum minasy-syākirīna. Oleh karena itu, sembahlah Allah saja dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur.” وَمَا قَدَرُوا اللّٰهَ حَقَّ قَدْرِهٖۖ وَالْاَرْضُ جَمِيْعًا قَبْضَتُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَالسَّمٰوٰتُ مَطْوِيّٰتٌۢ بِيَمِيْنِهٖ ۗسُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ Wa mā qadarullāha ḥaqqa qadrihī, wal-arḍu jamīan qabḍatuhū yaumal-qiyāmati was-samāwātu maṭwiyyātum biyamīnihī, subḥānahū wa taālā ammā yusyrikūna. Mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya. Padahal, bumi seluruhnya ada dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَصَعِقَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ اِلَّا مَنْ شَاۤءَ اللّٰهُ ۗ ثُمَّ نُفِخَ فِيْهِ اُخْرٰى فَاِذَا هُمْ قِيَامٌ يَّنْظُرُوْنَ Wa nufikha fiṣ-ṣūri faṣaiqa man fis-samāwāti wa man fil-arḍi illā man syā'allāhu, ṡumma nufikha fīhi ukhrā fa'iżā hum qiyāmuy yanẓurūna. Sangkakala pun ditiup sehingga matilah semua makhluk yang ada di langit dan di bumi, kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian, ia ditiup sekali lagi. Seketika itu, mereka bangun dari kuburnya dan menunggu keputusan Allah. وَاَشْرَقَتِ الْاَرْضُ بِنُوْرِ رَبِّهَا وَوُضِعَ الْكِتٰبُ وَجِايْۤءَ بِالنَّبِيّٖنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ Wa asyraqatil-arḍu binūri rabbihā wa wuḍial-kitābu wa jī'a bin-nabiyyīna wasy-syuhadā'i wa quḍiya bainahum bil-ḥaqqi wa hum lā yuẓlamūna. Bumi padang Mahsyar menjadi terang benderang dengan cahaya Tuhannya, buku catatan amal diberikan kepada setiap orang, para nabi dan para saksi pun dihadirkan, lalu diberikan keputusan di antara mereka secara adil dan mereka tidak dizalimi. وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّا عَمِلَتْ وَهُوَ اَعْلَمُ بِمَا يَفْعَلُوْنَ ࣖ Wa wuffiyat kullu nafsim mā amilat wa huwa alamu bimā yafalūna. Setiap jiwa diberi balasan dengan sempurna sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya dan Dia paling tahu tentang apa yang mereka lakukan. وَسِيْقَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِلٰى جَهَنَّمَ زُمَرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءُوْهَا فُتِحَتْ اَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَآ اَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنْكُمْ يَتْلُوْنَ عَلَيْكُمْ اٰيٰتِ رَبِّكُمْ وَيُنْذِرُوْنَكُمْ لِقَاۤءَ يَوْمِكُمْ هٰذَا ۗقَالُوْا بَلٰى وَلٰكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ Wasīqal-lażīna kafarū ilā jahannama zumarān, ḥattā iżā jā'ūhā futiḥat abwābuhā wa qāla lahum khazanatuhā alam ya'tikum rusulum minkum yatlūna alaikum āyāti rabbikum wa yunżirūnakum liqā'a yaumikum hāżā, qālū balā wa lākin ḥaqqat kalimatul-ażābi alal-kāfirīna. Orang-orang yang kufur digiring ke neraka Jahanam secara berombongan sehingga apabila mereka telah sampai di sana, pintu-pintunya dibuka dan para penjaganya berkata kepada mereka, “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu yang membacakan ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu pertemuan dengan harimu ini?” Mereka menjawab, “Benar, telah datang para rasul.” Akan tetapi, ketetapan azab pasti berlaku terhadap orang-orang kafir. قِيْلَ ادْخُلُوْٓا اَبْوَابَ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۚفَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِيْنَ Qīladkhulū abwāba jahannama khālidīna fīhā, fa bi'sa maṡwal-mutakabūbirīna. Dikatakan kepada mereka, “Masuklah pintu-pintu neraka Jahanam untuk tinggal di dalamnya selama-lamanya!” Maka, neraka Jahanam itu seburuk-buruk tempat tinggal bagi orang-orang yang takabur. وَسِيْقَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ اِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءُوْهَا وَفُتِحَتْ اَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوْهَا خٰلِدِيْنَ Wasīqal-lażīnattaqau rabbahum ilal-jannati zumarān, ḥattā iżā jā'ūhā wa futiḥat abwābuhā wa qāla lahum khazanatuhā salāmun alaikum ṭibtum fadkhulūhā khālidīna. Orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan sehingga apabila mereka telah sampai di sana dan pintu-pintunya telah dibuka, para penjaganya berkata kepada mereka, “Salāmun alaikum semoga keselamatan tercurah kepadamu, berbahagialah kamu. Maka, masuklah ke dalamnya untuk tinggal selama-lamanya!” وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ صَدَقَنَا وَعْدَهٗ وَاَوْرَثَنَا الْاَرْضَ نَتَبَوَّاُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاۤءُ ۚفَنِعْمَ اَجْرُ الْعٰمِلِيْنَ Wa qālul-ḥamdu lillāhil-lażī ṣadaqanā wadahū wa auraṡanal-arḍa natabawwa'u minal-jannati ḥaiṡu nasyā'u, fanima ajrul-āmilīna. Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya dan mewariskan bumi di akhirat ini kepada kami sehingga dapat menempati surga sesuai dengan kehendak kami.” Surga adalah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal saleh. وَتَرَى الْمَلٰۤىِٕكَةَ حَاۤفِّيْنَ مِنْ حَوْلِ الْعَرْشِ يُسَبِّحُوْنَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْۚ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَقِيْلَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ࣖ Wa taral-malā'ikata ḥāffīna min ḥaulil-arsyi yusabbiḥūna biḥamdi rabbihim, wa quḍiya bainahum bil-ḥaqqi wa qīlal-ḥamdu lillāhi rabbil-ālamīna. Engkau Nabi Muhammad akan melihat malaikat melingkar di sekeliling ʻArasy. Mereka bertasbih sambil memuji Tuhannya. Urusan di antara mereka seluruh makhluk diputuskan dengan hak adil. Ketika itu dikatakan, “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”
arti perkata quran surat az zumar ayat 39