Instagram@skrm_squad. Ketoprak memiliki kemiripan dengan ludruk, yaitu sama-sama berupa perpaduan antara pertunjukan teatrikal dengan musikal. Menurut makalah Triyono Bramantyo dari ISI yang dipresentasikan dalam International Colloquium on Music Research di Malaysia pada 2014, ketoprak lahir dari rakyat jelata di luar lingkaran Kerajaan, tepatnya Kesultanan Surakarta dan Yogyakarta. Keseniankhas dari daerah Jawa Timur yang cukup terkenal diantaranya adalah Reog dan Ludruk. Dalam setiap pementasan Reog yang telah ditetapkan sebagai ikon budaya Jawa Timur biasanya diawali dengan pertunjukan Kuda Lumping yang sarat dengan unsur-unsur supranatural. TariReog Ponorogo. Tari Reog berasal dari daerah Ponorogo, Jawa Timur. kebudayaan Jawa Timur yang ke-11 adalah Ludruk. Ludruk merupakan suatu pertunjukan drama tradisional yang diperagakan oleh beberapa orang dalam satu kelompok. suatu daerah di wilayah Jawa Timur yang terkenal dengan kesenian Reog. Baju ini merupakan pakaian warok PengertianSeni Teater. Menurut bahasa, teater berasal dari bahasa Yunani theatron yang berarti "tempat untuk menonton". Secara umum, seni teater adalah jenis kesenian pertunjukan drama yang dipentaskan di atas panggung. Sedangkan berdasarkan etimologisnya, seni teater merupakan suatu gedung atau auditorium yang digunakan sebagai berikutseni pertunjukan yang mendapat pengaruh islam adalah. a. seudati b. ketoprak c. reog Tari Seudati merupakan salah satu kesenian tari tradisional yang berasal dari Aceh. Tarian tersebut berkembang di daerah pesisir. Kesenian tari seudati dianggap sebagai bentuk baru dari tari Ratih atau Ratoh. Tari Ratih ini TariKecak Tari kecak ialah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. . - Ludruk merupakan kesenian drama tradisional asal Jawa Timur. Biasanya diperagakan oleh sekelompok orang atau grup. Cerita yang dibawakan dalam drama ini biasanya diangkat dari kehidupan sehari-hari atau kisah ludruk Dikutip dari buku Seni Budaya Jawa dan Karawitan 2022 karya Arina Restian dkk, ludruk adalah kesenian berbentuk pertunjukan drama. Sebelum dimulai, ludruk lazimnya diawali dengan tari remo atau ngremo, atraksi bedayan, dan adegan lawakan. Menurut Aji Agustiawan, dkk dalam buku Melihat Lebih Dekat 2022, ludruk berasal dari istilah lodrok dalam bahasa itu dikategorikan dalam bahasa Jawa Ngoko, berarti badhut atau lawak. Kata ludruk juga bisa berarti jeblok, badhut, dan teater rakyat. Baca juga Lagu-lagu di Daerah Jawa Timur Dilansir dari buku Aneka Ragam Khas Jawa Timur 2009 karya Udi Sukrama, ludruk selalu diselingi lawakan dan alunan bunyi gamelan. Oleh sebab itu, ludruk menjadi kesenian pertunjukan tradisional khas Jawa Timur yang bersifat menghibur. Sejarah ludruk Kesenian tradisional ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-12 Masehi. Kala itu, masyarakat Jawa Timur mengenal seni ludruk sebagai Ludruk Bandhan. Saat itu, Ludruk Bandhan dikenal sebagai pertunjukan kekuatan dan kekebalan tubuh para pemainnya. Danastri Permata Putri Ludruk, Sumber Foto nusantaranews Seni pertunjukan tradisional ini berasal dari Jawa Timur. Bukan hanya menghibur karena lawakannya, ludruk juga merupakan tempat curahan hati masyarakat. Asli Jawa Timur Ludruk adalah salah satu jenis kebudayaan asli dari Jawa Timur. Ludruk merupakan pementasan seni drama tradisional yang dimainkan di atas panggung. Seluruh pemain dalam pertunjukan ini adalah laki-laki, lo! Bahkan untuk peran wanita juga diperankan laki-laki. Ludruk pada awalnya muncul dari kesenian rakyat besutan’, yang biasa dipentaskan di lapangan dan ditonton banyak orang. Menurut kamus javanansch Nederduitssch Woordenboek karya Gencke dan T Roorda 1847, ludruk artinya Grappermaker atau badhutan. Menurut 1984, kata badhut sudah dikenal oleh masyarakat Jawa Timur sejak tahun 760 Masehi. Bahasa sederhana yang menghibur Dialog yang digunakan dalam pementasan ludruk sangat menghibur sehingga membuat para penontonnya tertawa. Dialog yang digunakan dalam pementasan ludruk menggunakan bahasa khas dari Surabaya. Bahasa yang digunakan para pemain ludruk sederhana. Ini agar mudah dimengerti oleh para penonton. Selain itu bahasa lugas yang digunakan membuat pertunjukan ini mudah diserap oleh kalangan kelas bawah. Danastri Permata Putri Ludruk, Sumber Foto nusantaranews Ludruk, kesenian Jawa Timur. Sumber foto Tidak hanya humor Ludruk menceritakan cerita kehidupan sehari-hari, biasanya mengenai masyarakat kelas bawah. Kadang, ceritanya juga mengenai kisah-kisah perjuangan. Cerita ludruk seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial. Umumnya, pertunjukan ini dibuka dengan tari remo dan parikan. Pementasan ini juga diiringi dengan iringan musik gamelan. Selain berfungsi sebagai hiburan, seni pertunjukan ini juga berfungsi sebagai pengungkapan suasana kehidupan masyarakat pendukungnya. Di samping itu, kesenian ini juga sering dimanfaatkan sebagai penyaluran kritik sosial. Masih bertahan Cerita ludruk dapat dibedakan menjadi dua macam. Cerita pakem dan cerita fantasi. Cerita pakem adalah cerita mengenai tokoh-tokoh terkemuka dari Jawa Timur. Sedangkan cerita fantasi adalah cerita karangan tertentu yang biasanya berkaitan dengan kehidupan masyarakat sehari hari. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Surabaya, Mojokerto, dan Jombang. Pertunjukan ini masih bertahan hingga sekarang, walaupun keberadaannya semakin dikalahkan dengan modernisasi. Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan Cirana Merisa Penari yang berperan sebagai Warok harus menggunakan topeng besar. Siapa yang tahu kesenian tradisional Reog Ponorogo? Kesenian ini sangat terkenal tidak hanya di daerah asalnya, Ponorogo, tapi juga di seluruh Indonesia, lo. Ponorogo, Kota Asal Reog Kesenian Reog sebenarnya ada 3 macam dan memiliki ciri khas masing-masing. Reog Ponorogo berasal dari daerah Ponorogo, Jawa Timur. Ada Reog Banjarharjo yang berasal dari daerah Brebes, Jawa Tengah. Ada juga Reog Sunda yang berasal dari Jawa Barat. Namun Ponorogo konon merupakan kota asal Reog yang sebenarnya. Alur Cerita Ada beberapa versi alur cerita Reog Ponorogo. Versi resminya menceritakan tentang Putri Songgo Langit dari Kerajaan Kediri. Ia memberi persyaratan kepada Raja Singo Barong yang juga dari Kediri dan Raja Klono Sewandono dari Kerajaan Bantarangin di Ponorogo untuk menampilkan sebuah pertunjukkan. Pertunjukkan itu menggunakan 140 kuda kembar dan seekor hewan berkepala dua. Klono Sewandono sudah berhasil mengumpulkan 140 kuda kembar, tapi belum berhasil menemukan hewan berkepala dua. Singo Barong yang mengetahui itu berusaha menyerang Klono Sewandono. Namun ia balik menyerang dengan kesaktiannya. Singo Barong yang saat itu sedang duduk bersama dengan burung merak di atas kepalanya, diserang oleh Klono Sewandono sehingga burung merak itu menempel di kepalanya. Singo Barong balas menyerang dengan kerisnya tapi tidak berhasil. Klono Sewandono menyerang balik dengan cambuknya sehingga membuat Singo Barong terlempar dan berubah menjadi hewan berkepala singa dan burung merak. Klono Sewandono membawanya dan menampilkan pertunjukkan 140 kuda kembar dan hewan berkepala dua di hadapan Putri Songgo Langit. Tokoh dalam Pertunjukan Ada beberapa tokoh dalam pementasan kesenian ini. Ada Jathil yaitu pasukan berkuda. Ada Bujang Ganong dengan pakaian serba hitam. Ada Klono Sewandono sebagai Raja Ponorogo. Ada Warok yang menggunakan topeng singa berbulu merak yang besar. Pertunjukan Kesenian Kesenian ini dibagi ke dalam beberapa bagian. Bagian pertama merupakan tarian oleh 6 sampai 8 orang penari laki-laki sebagai Bujang Ganong. Bagian kedua dilakukan oleh 6 sampai 8 orang penari sebagai Jathil. Pada tradisi zaman dulu, Jathil diperankan oleh laki-laki yang memakai pakaian perempuan yang berwarna-warni. Namun sekarang pemeran Jathil semuanya perempuan. Bagian ketiga merupakan puncaknya yang ditampilkan oleh seluruh penari ini. Penari yang berperan sebagai Warok merupakan penari utama. Ia harus menggunakan topeng besar yang berbentuk wajah singa dengan rumbai-rumbai bulu burung merak di atasnya. Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan Daftar isi1. WayangJenis WayangWayang PurwaWayang MadyaWayang AntaraWayang WasanaWayang DuparaWayang GolekWayang GedhogWayang BeberWayang Kidang KencanaWayang WahyuWayang SuluhUrutan Pertunjukan2. Ludruk3. Janger4. Kethoprak5. Sendratari Ramayana6. Tayub7. Reog Ponorogo8. LenongSaat ini pagelaran seni tradisional sudah terkena dampak dari kebudayaan modern. Seni pagelaran tradisional yang tidak bisa mengikuti perkembangan zaman lambat laun akan sisi lain, pagelaran seni tradisional yang hanya mengikuti perkembangan zaman tidak jarang justru mengurangi atau bahkan menghilangkan nilai-nilai luhur dari budaya yang ada dalam seni pagelaran pertunjukan tradisional atau yang disebut juga pagelaran seni tradisional adalah salah satu jenis kesenian yang tumbuh dan berkembang di suatu daerah yang masih digemari oleh masyarakatnya. Pagelaran seni tradisional ini memiliki ciri khas yang menunjukkan keunikan dalam masyarakat di tiap- tiap daerah. Ada empat jenis pagelaran seni tradisional yang dikenal di Indonesia, yaituPagelaran seni musikPagelaran seni tariPagelaran seni lawak komediPagelaran seni drama dan teaterBerikut akan diuraikan lebih lanjut mengenai jenis dan karakteristik seni pertujukan tradisional1. WayangWayang adalah seni pertunjukan yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia dari sendiri merupakan pertunjukan seni dengan menggunakan boneka wayang, yang bisa terbuat dari kulit atau kayu, yang menceritakan berbagai kisah sarat dengan makna filosofis bagi WayangMenurut jenis ceritanya, ada 11 jenis pertunjukan wayang, yakniWayang PurwaWayang purwa adalah pertunjukan wayang yang menceritakan wayang kadhewatan para Dewa sampai dengan Prabu Parikesit. Wayang purwa terbagi menjadi 4 jenis, yaituKadhewatan wayang purwa yang menceritakan para dewa, mulai dari Sang Hyang Manikmaya, Sang Hyang Ismaya, Sang Hyang Tejamaya, dan seluruh Dewa Dewi Sasra wayang purwa yang menceritakan peperangan antara Prabu Arjuna Sasra dengan Dasamuka, termasuk lakon Sumatri dan wayang purwa yang menceritakan Prabu Rama melawan Rahwana karena memperebutkan Dewi wayang purwa yang menceritakan keluarga Bharata Pandhawa dan Kurawa mulai masa kecilnya hingga terjadinya pereng Bharatayuda MadyaWayang madya adalah pertunjukan wayang yang menceritakan tentang Prabu Yudayana hingga Prabu Jaya Lengkara. Cerita ini digunakan untuk pertunjukan wayang di AntaraWayang antara adalah pertujukan wayang yang menceritakan Sri Gatayu hingga Panji WasanaWayang Wasana adalah pertunjukan wayang yang menceritakan kisah Damarwulan dengan DuparaWayang dupara adalah pertunjukan wayang yang menceritakan kisah Babad tanah GolekWayang golek adalah pertunjukan wayang yang menceritakan kisah Amir Ambyah dan Umarmaya, cerita Babone Saka Babad Menak, dan Layang Menak dari Timur Tengah.Wayang GedhogWayang gedhog adalah pertunjukan wayang yang menceritakan kisah Panji. Wayang gedhog dibuat dari BeberWayang beber adalah pertunjukan wayang yang gambar wayangnya ada di tirai yang bisa digulung. Adapun kisah yang diangkat dalam pertunjukan wayang beber bisa Kidang KencanaWayang kidang kencana adalah pertunjukan wayang yang menceritakan kisah-kisah WahyuWayang wahyu adalah pertunjukan wayang yang menceritakan kisah yang ada kaitannya dengan agama SuluhWayang suluh adalah pertunjukan wayang yang menceritakan keadaan negara saat ini. Biasanya pertunjukan wayang ini dilakukan sebagai sarana untuk memberi penyuluhan tentang program-program PertunjukanDalam pertunjukan wayang kulit, ada urutan-urutan yang harus diperhatikan. Berikut adalah urutan-urutan babak adegan dalam pagelaran wayang kulitJejer Pathet Enem 6. Bagian ini disebut juga bagian dasar cerita wayang. Dalam babak pathet 6 ini adalah beberapa adegan, sepertiKedhaton adegan di dalam kratonPaseban Jaba atau Tata BalaBedholanJejer SabranganPerang gagal perang yang terjadi di awal cerita, namun belum ada yang menang maupun kalah.Pathet Sanga 9. Di dalam babak pathet 9 ada beberapa adegan, yaituGara-Gara Keluarnya Punakawan, yaitu Semar, Gareng, Petruk, dan BagongPerang Kembang Perang antara kesatria dengan raksasa di tengah ceritaJejer PandhitaPathet Mayura. Dalam babak ini terdapat adeganPara ratu berkumpulPerang Brubuh Perang terakhir antara kesatria dan raksasa serta hancurnya kejahatan2. LudrukKata ludruk sebenarnya merupakan akronim dari kata ā€œgela-geloā€ geleng-geleng dan ā€œgedruk-gedrukā€ menghentakkan kaki ke tanah.Nama tersebut diambil karena dalam pertunjukan seni tradisional ini, para penari Remo seringkali menggelengkan kepala sembari menghentakkan kakinya ke tanah. Kesenian ludruk mengisahkan tentang kisah kehidupan sehari-hari, cerita perjuangan, dan semisalnya. Latar waktu yang digunakan biasanya adalah latar waktu pagelaran seni ludruk terdapat beberapa sajian yang harus ditampilkan secara urut, yakni sebagai berikutTari Remo. Tari Remo ini menggambarkan kesiagaan para pahlawan yang tengah melawan Bedhayan adalah syair-syair yang dilantunkan oleh para travesty orang laki-laki yang memakai riasan perempuan.Dhagelan. Dhagelan adalah adegan komedi yang diawali dengan melantunkan pantun atau biasa disebut dengan Kidungan Inti, yaitu bagian inti cerita yang ingin ditampilkan. Beberapa cerita yang terkenal dalam kesenian ludruk antara lainBrandhal LokajayaSogol Pendekar Sumur GemulingSarip TambakjayaJaka Sambang lan Sakerah3. JangerJanger adalah kesenian drama tradisional yang terkenal di wilayah Banyuwangi, Jawa timur. Sumber cerita yang digunakan dalam pertunjukan kesenian drama Janger diambil dari kisah babad, sejarah, dongeng, dan juga cerita pertunjukan kesenian janger, peraga menggunakan busana kraton untuk adegan dalam kratn dan juga busana adat Bali. Pertunjukan ini juga diiringi gamelan Bali dengan disertai tembang syair dan juga KethoprakKethoprak adalah salah satu jenis seni pagelaran tradisional yang berkembang di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa kethoprak merupakan hiburan warga desa yang dimainkan sambil menabuh lesung alat untuk menumbuh padi agar gabahnya lepas, pada malam bulan laun kebiasaan tersebut berkembang, dimana selain menggunakan tabuhan lesung juga ditambah kendang, rebana, dan suling sehingga disebut juga kethoprak kethoprak lesung mulai muncul pada sekitar tahun 1887, sementara itu pertunjukan kethoprak secara lengkap mulai ada sejak sekitar tahun kethoprak pertama yang digelar untuk umum adalah Kethoprak Wreksatama yang disutradarai oleh Ki Wisangkoro. Semua pemain dalam pertunjukan tersebut adalah yang diangkat dalam pertunjukan tersebut adalah Kendhana-Kendhini, Darma-Darmi, Warsa-Warsi, dan selainnya. Struktur dalam pertunjukan ketoprak, yaituPangayubagya. Berisi gendhing dan nyanyian, pertemuan antara pada tokoh dalam pertunjukan dan tarian beksan Cerita. Inti cerita pada seni pertunjukan ketoprak, terdiri atasAdegan Jejer, yaitu bagian yang awal untuk memperkenalkan tokoh cerita, suasana, dan awal mula sebelum masuk ke dalam cerita yaitu bagian munculnya konflik yang harus dihadapi oleh para tokoh yaitu selingan dalam cerita berupa komedi atau humor, tarian, dan juga yaitu puncak dari konflik yang terjadi antara tokoh protagonis dengan tokoh yaitu penyelesaian dari permasalahan yang terjadi. Pada umumnya tokoh protagonis akan menang dan tokoh antagonis Sendratari RamayanaSendratari adalah seni pertunjukan yang menyajikan kesenian Jawa berupa tari, drama, dan musik di sebuah panggung pada momen tertentu untuk menceritakan kisah Ramayana yang disajikan dalam pagelaran Sendratari Ramayana sama dengan cerita Ramayana yang terukir pada relief Candi Prambanan. Jalan cerita yang dihadirkan terbagi menjadi 4 babak, yaituPenculikan ShintaMisi Anoman ke AlengkaKematian Dasamuka atau RahwanaBertemunya kembali Rama dan legendaris karya Walmiki yang ditulisnya dengan menggunakan bahasa Sansekerta ini, menceritakan rangkaian gerak tari yang diperagakan oleh para penari dengan diiringi musik ada dialog yang diucapkan oleh para penarinya, namun sindhen menggambarkan jalan ceritanya dengan menggunakan lagu-lagu dalam bahasa hal yang sangat menarik dalam pertunjukan Sendratari Ramayana ini adalah digunakannya lampu-lampu yang TayubTayub adalah pagelaran seni tradisional berupa Langen Beksan atau tarian dengan diiringi gendhing-gendhing Tayub ini berkembang di daerah-daerah di jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Kesenian Tayub dari masing-masing daerah memiliki ciri khas Reog PonorogoReog Ponorogo adalah kesenian tradisional yang berasal dari Jawa timur. Pertunjukan seni ini berwujud seni tari yang diperagakan oleh banyak penari dengan peraga utamanya menggunakan topeng kepala singa yang dibagian atasnya ada mahkota dari bulu-bulu merak. Berat dari topenng tersebut mencapai kisaran 50 kg dan digunakan dengan cara menggigitnya. Beberapa nama peraga dalam kesenian reog ponorogo adalah sebagai berikutJathil. Yaitu prajurit yang naik Dhadhak Merak. Berwujud topeng singa hingga mahkota bulu Sewandono. Menggambarkan raja Kelana yang Sakti MandragunaBujang Ganong Ganongan. Menggambarkan Patih Pujangga LenongLenong merupakan kesenian asal Betawi. Pertunjukan seni lenong menggunakan iringan musik gambang kramong yang terdiri dari berbagai alat musik, seperti gambang, kromong, gong, kendang, kempor, suling, dan alat musik lainnya memiliki unsur China, seperti tehyan, konghyan, dan sukong. Pada umumnya, cerita yang diangkat dalam pertunjukan Lenong mengandung pesan moral. Pertunjukan lenong disajikan dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan dialek dua jenis pertunjukan Lenong, yaituLenong DenesKata Denes diambil dari kata Dinas yang berarti resmi. Dalam pertunjukan lenong jenis ini, para pemainnya menggunakan busana resmi dengan setting cerita di masa kerajaan, lingkungan bangsawan, ataupun kisah-kisah 1001 malam. Adapun bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang lebih PremanPada jenis pertunjukan lenong preman ini tidak ada ketentuan busana yang harus digunakan. Cerita yang diangkat dalam Lenong Preman ini adalah kisah rakyat jelata, kisah pendekar rakyat, dan semisalnya. Sedangkan bahasa yang digunakan adalah bahasa percakapan sehari-hari yang tidak formal. Ludruk merupakan salah satu seni pertunjukan teater tradisional di Indonesia. Ludruk berasal dari daerah Surabaya, Jawa Timur. Namun menurut beberapa sumber menyebutkan cikal bakal kesenian Ludruk berasal dari Jombang. Ludruk dipentaskan oleh grup kesenian yang biasanya digelar diatas panggung. Ludruk mengambil cerita tentang kehidupan sehari-hari atau cerita perjuangan yang diselingi dengan lawakan. Ludruk juga menggunakan gamelan sebagai alat musik, sehingga gelaran Ludruk terbilang cukup meriah. Dialog atau monolog yang digunakan para pemain Ludruk menggunakan bahasa Surabaya. Bahasa yang digunakan lugas, sehingga dapat dengan mudah dipahami para penonton. Suatu pementasan Ludruk terdiri dari tari ngremo, lawakan, kidungan, bedayan, dan lakon cerita. Sejarah Singkat Kesenian Ludruk Dikutip dari laman kesenian Ludruk sudah berkembang di masyarakat Majapahit sejak abad ke- 12 Masehi. Ludruk saat itu dikenal sebagai Ludruk Bandhan. Ludruk Bandhan merupakan kesenian pamer kekuatan dan kekebalan pasa masa itu. Ludruk Bandhan saat itu digunakan untuk pamer ilmu kanuragan yang dimiliki para pemainnya. Para pemain Ludruk Bandhan akan beratraksi dengan diiringi alat musik kendang dan jidor di tanah lapang. Ludruk Bandhan kemudian berkembang menjadi seni pertunjukan lerok Pak Santik pada tahun 1907 di Jombang. Pak Santik merupakan sosok yang memperbarui kesenian Ludruk Bandhan. Pak Santik akan dirias seperti perempuan menggunakan ikat kepala dan bertelanjang dada dalam pertunjukan. Selama pertunjukan Pak Santik akan bercerita isi hatinya sambil memetik lerok. Sesekali Pak Santik menirukan bunyi alat musik yang ia bawa, sedang kakinya dihentak-hentakan hingga menimbulkan bunyi ā€œgedrukā€. Berawal dari pertunjukan Pak Santik inilah Lerok menjelma menjadi ludruk, yang diambil dari hentakan kaki pemain lerok. Perkembangan seni pertunjukan Lerok atau cikal bakal ludruk kemudian berkembang menjadi Besutan. Dalam bahasa Jawa Besutan berasal dari kata ā€œ Besut ā€ yang berarti membersihkan atau mengulas. Perkembangan kesenian ludruk juga tidak lepas dari sosok bernama Cak Durasim. Cak Durasim mengenalkan pertunjukan seni serupa Besutan pada masa penjajahan Jepang. Pertunjukan yang digelar Cak Durasim di Genteng Kali, Surabaya ini lah yang kemudian diberi nama Ludruk. Kesenian ini dulunya berfungsi sebagai hiburan rakyat saja, namun seiring perkembangannya fungsi ludruk juga berevolusi. Berkembang Menjadi Alat untuk Mengkritik Penjajah Fungsi kesenian Ludruk juga berkembang sebagai pembawa pesan untuk penonton dan kritik pada penguasa. Menurut Sunaryo dkk 1997 dalam jurnal yang berjudul Perkembangan Ludruk di Jawa Timur, fungsi ludruk kemudian dibagi menjadi dua, yakni sekunder dan primer. Fungsi primer kesenian ludruk, adalah digunakan dalam upacara adat dan ritual tertentu, estetis, dan sarana hiburan rakyat. Saat masa-masa perjuangan melawan penjajah, ludruk juga berfungsi sebagai alat perjuangan meraih kemerdekaan. Ludruk digunakan sebagai media kritik sosial kepada pemerintah Hindia Belanda saat itu. Sementara, fungsi sekunder ludruk antara lain sebagai sarana pendidikan, penguat solidaritas, mengajarkan kebijaksanaan, dan masih banyak lagi. Kritik sosial pada gelaran ludruk disampaikan melalui parikan atau pantun yang dikemas secara halus. Bahkan kritik juga disampaiakn oleh para pemain ludruk melalui guyonan yang dilempar satu sama lain diatas panggung pementasan. Fungsi ludruk sebagai media perjuangan juga berlanjut saat masa penjajahan Jepang. Cak Durasim juga menggunakan ludruk untuk menyampaikan kritik kepada pemerintahan pendudukan Jepang. Ada kisah suatu kali Cak Durasim mengucapkan pantun yang berisi kritik ditengah pertunjukan kesenian ludruknya. ā€œBekupon omahe doro, melok Nippon tambah sengsoroā€ yang memiliki arti ā€œ Bekupon rumah burung dara, ikut Nippon lebih sengsaraā€. Namun rupanya pantun yang Cak Durasim bawakan diatas panggung sandiwara teater ludruk menjadi boomerang untuknya. Pantun yang berisi kritikan pedas terhadap pemerintah Jepang kemudian dilaporkan oleh seorang pribumi yang menjadi mata-mata Jepang. Sehingga, pemerintah pendudukan Jepang kemudian menangkap Cak Durasim. Cak Durasim dijebloskan ke dalam penjara Genteng Kali, Surabaya. Ia juga menghembuskan nafas terakhirnya di tempat itu. Perkembangan ludruk terus berlanjut pada masa kemerdekaan Indonesia. Alat Propaganda Pasca-kemerdekaan, selain sebagai hiburan, kesenian ludruk juga berfungsi sebagai alat propaganda pemerintah untuk mengkampanyekan pembangunan. Pada masa ini juga terdapat dua grup ludruk yang sangat popular yaitu Ludruk Marhaen dan Ludruk Tresna Enggal. Ludruk Marhen diprakasai oleh sosok bernama Cak Bowo. Cak Bowo merupakan penerus Cak Durasim, ia lahir ketika Cak Durasim berada pada masa jayanya ketika memimpin grup ludruk. Cak Bowo pernah bergabung dengan Pemuda Sosialis Indonesia dan ikut serta dalam melawan Belanda di Surabaya. Cak Bowo juga bergabung dalam Ludruk Marhaen dan menjadi wajah dari grup ludruk tersebut. Ludruk Marhaen adalah salah satu grup ludruk yang sering mendapatkan undangan dari Soekarno untuk tampil di Istana Negara. Hal ini dikarenakan grup tersebut kerap mempropagandakan ide politik Soekarno. Ludruk saat itu juga sebagai alat untuk menggalang massa. Sebab, ludruk merupakan kesenian yang sangat merakyat. Sayangnya pasca-tragedi 1965, eksistensi ludruk turut meredup. Ludruk saat itu dikenal sebagai salah satu hiburan yang akrab digunakan sebagai media penyebaran paham-paham komunis di Jawa Timur. Banyak grup-grup ludruk yang dibina kembali hingga tahun 1975. Cerita yang dapat dipentaskan diatas panggung Ludruk menjadi terbatas. Para pemain ludruk juga tidak bisa sembarang melemparkan guyonan, sebab pada dasarnya para pemain ludruk tidak menggunakan naskah. Sayangnya, setelah itu grup-grup ludruk mulai kehilangan eksistensinya. Bahkan, kesenian ludruk perlahan mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ludruk sebuah teater kesenian yang berawal dari pertunjukan keliling, menjadi seni pertunjukan yang menghibur. Hadir di tengah-tengah masyarakat, cerita ludruk bersumber pada kehidupan merupakan teater tradisional yang merakyat berasal dari Jawa Timur sejak abad ke-12 Masehi. Pada awalnya ludruk dikenal dengan nama Ludruk Bandhan yang digambarkan dengan pertunjukan kekuatan dan kekebalan. Lalu pada abad ke-17 ludruk bandhan berubah nama menjadi Lerok Pak Santik. Kata lerok yang berasal dari dari kata "lira", yaitu alat musik petik seperti kecapi, sedangkan Pak Santik adalah seorang petani dari Jawa Timur. Tokoh Pak Santik dianggap sebagai tokoh yang memperbaharui kesenian pertunjukan Pak Santik menggunakan riasan dengan cirinya sendiri, seperti ikat kepala dan celananya menjuntai hingga atas mata kaki. Dia mahir dalam menirukan bunyi-bunyian alat musik. Kata ludruk pun bermula saat kaki Pak Santik selalu menghentak-hentak ke tanah ketika pertunjukan gerakan itu menimbulkan bunyi "gedrak-gedruk". Sebuah kisah yang diangkat berdekatan dengan cerita kehidupan masyarakat yang dikemas dengan bercandaan dan gerak-gerik dari para pemainnya, menggunakan Bahasa khas Jawa Timur. Setiap tema yang hadir berasalkan dari permasalahan keseharian rakyat. Ludruk kerap juga mengangkat cerita legenda masa lalu atau dongeng yang berkembang di masyarakat. Dengan jumlah pemain yang tidak banyak dan iringan musik tertentu ludruk tidak hanya berfungsi sebagai hiburan rakyat, tapi juga berfungsi sebagai pendidikan masyarakat dan penyampaian pesan dengan sindiran halus kepada petinggi yang tidak adil terhadap pada pementasan ludruk yang berjudul "Maling Caluring" oleh mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah ini menceritakan kematian orang yang dicintai bisa membuat dendam, seperti yang dirasakan Caluring sekarang. Karena kematian ayahnya yang dibunuh oleh kepala desa Cempalareja. Caluring membalas dendam dengan menculik putri Lurah Cempalareja, Sundari. Yang diinginkan kepala desa adalah dia akan mati karena kehilangan putrinya. Tapi Galuga Sakit dan adiknya Aguna akhirnya menemukan Sundari dan pergi ke Cluring di desa tersebut menyampaikan pesan dan kesan yang tersirat kepada masyarakat, tidak lupa juga di setiap adegan diselipkan guyonan yang membuat penonton terhibur dan tidak merasa bosan. Di awal cerita terdapat dua penari yang membawakan tarian khas Jawa Timur dan dua sinden dengan pembawaan bahasanya yang drama ludruk ini juga termasuk dalam pelestarian kebudayaan di Indonesia khususnya daerah Jawa Timur. Dapat juga sebagai pelajaran yang menginspirasi bagi masyarakat. Dengan diadakan ludruk ini sebagai tanda untuk menghidupkan kembali karya seni teater tradisional yang hampir punah. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

reog dan ludruk merupakan seni pertunjukan daerah dari